Gianyar (Mediapelangi.com)-Redite Paing Sinta, Minggu (20/8/2017) sehari setelah Hari Saraswati ribuan umat Hindu di Bali menggelar tradisi melukat atau mandi suci.
Tradisi melukat biasanya dilakukan di tempat-tempat yang memiliki sumber air suci atau yang disucikan warga baik di pegunungan dan pesisir. Salah satunya terlihat di mata air atau pancoran suci di Pura Tirta Empul Kec. Tampaksiring, Kab. Gianyar.
Saat Banyu Pinaruh nampak ribuan Umat Hindu melakukan pengelukatan di Pura Tirta Empul atau juga dikenal dengan istilah melebur. Hal tersebut membuat Pecalang atau petugas keamanan adat terpaksa harus melakukan pengaturan secara seksama dan ketat.
I Nyoman Suarka salah satu warga yang ikut dalam tradisi melukat atau mandi suci mengatakan, pengelukatan yang Ia lakukan bertujuan untuk memohon keheningan dan ketenangan dalam menjalankan aktifitas keseharian yang harus disucikan kembali setiap enam bulan saat hari Banyu Pinaruh, terangnya.
Sementara salah satu Pecalang Sang Made Alit mengatakan, membludaknya warga yang menggelar tradisi ini di Tirta Empul membuat antrean panjang berjam-jam sehingga pengaturan dilakukan secara ketat, ucapnya.
“Di Tirta Empul terdapat dua puluh pancoran yang harus dilewati satu persatu oleh pemedek saat melakukan tradisi melukat di hari Banyu Pinaruh”, imbuh Made Alit (*/mp).