Bangli, mediapelangi.com– Potensi kopi yang menjadi andalan petani Kintamani Bangli akan digarap maksimal. Untuk menggenjot produksi kopi, ke pabrik kopi Desa Mengani akan digenjot memaksimalkan pemanfaatan lahan-lahan pemerintah yang selama ini nganggur. Sementara itu, wine kopi yang menjadi olahan sampingan akan menjadi ikon ke Istana Negara, 15 – 17 Agustus 2017. Sebelumnya Kepala Rumah Tangga Istana Kepresidenan datang mengunjungi pabrik kopi Mengani yang menikmati racikan kopi Kintamani “ungkap Bupati Bangli I Made Gianyar kepada awak media Rabu(15/08/2017) didampingi Kadis PKP dan Kadissos.
Dijelaskan Made Gianyar, pabrik kopi Mengani memiliki kapasitas sangat besar yakni 80 ton sehari dengan kemampuan kerja 10 jam. Hanya saja, tahun ini pabrik tidak mengolah kopikarena harga kopi petik merah di tingkat petani sangat mahal tembus Rp 10 ribu per kilogram. Itung-itungan bisnis, untuk kedepannya akan lebih baik terutama petani kopi”ujarnya.
Lanjut disampaikan, dari pemaparan pengelola pabrik, buah kopi ternyata sangat kaya manfaat. Kulitnya bisa dijadikan tepung untuk berbagai olahan kue. Kopi yang dihasilkan juga bisa dijadikan wine dengan kadar alcohol 20 persen. Wine kopi ini tanggal 17 Agustus akan dibawa ke Istana. ‘’Kandungan protein dalam tepung kulit kopi lebih tinggi dari kedelai. Winenya juga sangat enak. Kami sudah sempat mencobanya,’’
Produksi wine kopi yang berhasil menarik perhatian istana diharapkan mampu memberikan hawa positif bagi pengembangan pertanian kopi Kintamani. Nantinya ke depan pertanian kopi agar digarap lebih maksimal. Potensi yang dihasilkan dari produk kopi agar digali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Guna lebih meningkatkan produksi kopi, pola tanam akan diperbaiki. Selama ini pola tanam kopi masih ditumpangsarikan dengan tanaman jeruk. ‘’Kalau masyarakat diminta menebang jeruknya pasti keberatan. Karena itu pihaknya lahan yang selama ini nganggur untuk pilot projek pengembangan kopi Kintamani,begitu pula warga memanfaatkan sejengkal tanah agar ditanami kopi’’ ujarnya,
Bahkan untuk pengembangan tersebut, pihak pabrik Mengani juga telah menyediakan 19 jenis bibit tanaman kopi. Dari pemaparan pihak pabrik, jika dikembangkan dengan baik, satu pohon tanaman kopi akan menghasilkan buah 5-8 kilogram. Sehingga satu hektar lahan akan menghasilkan 2.200 kilogram kopi siap olah. Dengan pola penanaman yang terorganisir, tempat itu juga bisa menjadi agro kopi. ‘’Pabrik juga tidak sampai kekurangan pasokan bahan baku. Yang terpenting petani agar tetap mempertahankan kualitas kopinya. Dengan harga jual hanya Rp 5 ribu per kilogram, penghasilan petani sudah akan di atas UMR,’’ tegasnya. (*mp)