fbpx
Bangli

Kerajinan Kapal Layar Manikaji, Sangat Diminati

Bangli,Mediapelangi.com-Produk kerajinan Bangli berbahan baku bambu, kini semakin inovatif (bervariasi). Berbagai produk mainan diciptakan oleh perajin bambu di Bangli, selain produk-produk yang sudah biasa seperti sokasi,wadah minuman, lampu-lampu hiasan dan lain-lain.

Kini produk dari bambu teranyar yang diminati pasar yakni kapal layar dari bambu dengan ornamen kain parasut dengan corak pelangi. Perajin mainan berbahan bambu,Ni Wayan Sumiati mengakui produks tersebut merupakan kreasi terbaru. Dikatakan produknya sangat diminati baik masyarakat  lokal dan wisatawan. Bahkan kerajinan kapal layar yang dibuatnya ini banyak dipasarkan di daerah wisata Kuta Badung”, ujar Ni Wayan Sumiati,  ibu rumah tangga yang juga anggota KTNA asal BanjarManikaji, Desa Peninjoan,Kecamatan Tembuku Bangli ini.

Dikatakankan harga capung dari bambu dan kain parasut ini dijual kepengepul Rp. 25 .000/biji, dalam ukuran sedangkan,ukuran yang lebih besar. 150.000/biji. Ditanya berapa buah  kapal layar dapat diproduksi sehari, dia mengatakan sehari dapat terselesaikan 5 buah. Tetapi pengerjaannya biasanya tidak langsung diselesaikan perekor.

Karena dia memproduk secara besar-besaran, perajin biasanya membuatnya perbagian-bagian, terkadang focus kerjakan bagian rangka, dan terkadang fokus kerjakan ke bagian badan, layar demikian seterusnya.Tetapi pekerjaan ini hanya dikerjakan bersama suaminya  I Made Yasa yang juga menjabat Kelian Adat Manikaji dapat membuat 2 buah sehari.

Ditanya soal biaya (harga bamboo dan kain parasut untuk itu) dia mengatakan kain parasut pelangi  hanya Rp. 15.000. Dia mengakui cukup lumayan keuntungannya dari kerajinan kreasi tersebut, karena kerajinan itu lebih mengandalkan nilai kreatifitasnya dan nilai seninya.Dia mengatakan pekerjaan ini dilakukan sendiri, karena sulit mencari tenaga kerja,padahal kerajinan ini sangat diminati wisatawan asing maupun lokal dengan hasil yang menjanjikan. Untuk produksi kapal layar kali ini sangat banyak pesanan , namun belum bisa dipenuhi karena sulitnya mencari tenaga kerja”pungkasnya.(*mp)

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.