Gianyar (Mediapelangi.com)-Ubud makin hari, makin sumpek. Problematik kemacetan bagai benang kusut menghinggapi Ubud saat ini. Pelbagai kajian dan aksi nyata dilakukan, namun, belum kunjung menunjukkan tanda-tanda membaik. Desa yang mengandalkan budaya sebagai ikon pariwisata ini pun harus secepatnya berbenah, agar tidak semakin ditinggalkan oleh dunia.
Hal itu terungkap dalam diskusi memecah permasalahan macet dan sampah terkait persiapan IMF 2018 di gedung konvensi salah satu hotel di Ubud, Sabtu (16/9).
Kepala Bappeda Kabupaten Gianyar Gede Widarma Suharta memaparkan tiga penyebab utama yang menjadi biang kerok kemacetan di Ubud, yaitu pemanfaatan badan jalan untuk parkir kendaraan umum maupun karyawan UKM, tidak adanya batasan kendaraan yang masuk ke Ubud, dan faktor nonteknis lainnya yang menyangkut lalu lintas.
Untuk itu, Pemkab hendak menawarkan beberapa solusi yang dibagi menjadi aspek emergency tahun 2017, jangka pendek tahun 2018, dan jangka menengah 5 tahun ke depan. Beberapa langkah emergency disiapkan, diantaranya menyediakan lahan sementara bagi karyawan di timur Pura Melanting Pasar Ubud, dan areal pasar yang terbakar sebelum diperbaiki nanti. Kemudian, untuk membatasi kendaraan yang masuk, Pemda menggandeng Desa Pakraman Padang Tegal untuk memfungsikan central parkir di Monkey Forest, dengan menyediakan shuttle.”Sosialisa si dan pembinaan akan terus kami genjot,”ucapnya.
Lebih lanjut, mantan Kadisnakertrans itu menjelaskan, tahun 2018 nanti, Pemda menyiapkan beberapa langkah untuk perluasan lahan central parkir. Dengan mengoptimalkan daerah-daerah penyangga wisata Ubud, seperti Desa Peliatan, Desa Mas, Desa Singakerta, maupun Goa Gajah.”Sesuai intruksi bapak Bupati, kami diminta secepatnya membentuk tim percepatan agar satu suara membenahi Ubud,”ujar Widarma.
Panglingsir Puri Ubud Tjokorda Oka Sukawati meminta Pemda Gianyar untuk secepatnya melakukan eksekusi. Pasalnya, dari dulu sudah sangat banyak kajian dilakukan, namun belum ada gebrakan yanbg benar-benar nyata untuk memecah kemacetan di Ubud. Dia menyampaikan keresahannya, sebab, sudah sangat banyak wisatawan mengeluhkan kondisi Ubud yang tidak sesuai ekspektasi. Dan beberapa akses trotoar juga mengalami kerusakan.”Ayo Pemda, take action,”ujar dia menyuarakan kegundahanya.
Sementara Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata RI Dadang Reski Ratman mengatakan, Kemenpar siap menindaklanjuti segala upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi kemacetan dan isu lingkungan di Ubud. Pihaknya meminta, momentum kegiatan IMF 2018 mendatang harus dijadikan sebagai ajang perbaikan total, memulihkan Ubud dari kemacetan dan lingkungan kotor.”Semua pihak harus satu suara, upayakan yang terbaik,”tegasnya. (*/mp).