Bangli, mediapelangi.com – Sikapi bencana Gunung Agung tokoh Adat Bali menggelar paruman atau pertemuan di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli.
Tujuannya adalah memohon keselamatan dari sisi niskala dan spiritual, pertemuan ini merekomendasikan seluruh umat Hindu Bali pada Purnama Kapat 5 Oktober 2017 mendatang menggelar upacara serentak.
Bencana Gunung Agung yang kini masuk di level empat atau awas juga membuat tokoh adat bali terketuk. Kamis (28/9/2017) sulinggih, pandita, pinandita, pemangku serta tokoh hindu bali menggelar paruman atau pertemuan di Pura Ulun Danu Batur Kintamani, Bangli.
Langkah ini untuk memohon efek dari status gunung api yang meningkat dan telah membuat resah seluruh warga Bali bisa diminimalisir dari sisi niskala dan spiritual. Hasil paruman atau rapat itu memutuskan seluruh umat Hindu di Bali pada 5 Oktober atau tepatnya purnama kapat menggelar upacara memohon keselamatan atas bencana Gunung Agung di seluruh Desa Pakraman yang ada di Bali.
Baik waktu dan banten upacara ini disesuaikan dengan adat dan tradisi masing – masing yang pemberitahuannya segera disampaikan ke seluruh bendesa termasuk pemerintah daerah setelah pertemuan ini berlangsung.
Ketua Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali, Jro Gede Suwena Putus semua pihak dapat melakukan ini paling tidak dengan menghaturkan sesajen guru piduka atau piuning dengan sembahyang bersama. ”Persembahayangan bersama atau bakti yang bersamaan di setiap desa pakraman sesuai dengan kpercayaan bagaimana tradisi yang bersamngkutan saat menghapi musibah, ini intinya disetiap desa pakraman, paling tidak menghaturkan guru piduka, menggelar persembahyangan bersama dari hati, yang suci karena beliau dalam keadaan seperti itu, apa yang beliau kehendaki,” ujarnya.
Sedangkan pada saat yang sama seluruh peserta juga melakukan persembahyangan bersama di utamaning mandala Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli. (MK/AY)