Tabanan (Mediapelangi.com)- Dalam situasi apapun, berkesenian tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat di Bali. Unsur seni sudah menjadi keseharian termasuk dalam mengungkapkan rasa kepedulian antar sesama, tidak terkecuali dalam mengungkapkan rasa kepedulian terhadap pengungsi erupsi Gunung Agung.
Seperti pada Selasa (26/9/2017),Karang Taruna Dharma Laksana, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, ngelawang barong bangkung dan ngamen di desa setempat. Selain karang taruna dan sejumlah sekaa teruna di Desa Kukuh juga menggelar kegiatan serupa untuk aksi kemanusiaan pengungsi Gunung Agung. Dana yang terkumpul akan dijadikan barang untuk disalurkan ke pengungsi di Desa Kukuh dan sejumlah lokasi lainnya.
Ketua Karang Taruna Desa Kukuh, I Gede Yoga Sastrawan menggerakkan anggota sekaa teruna di 12 banjar adat dan anak-anak sekolah untuk mengetuk hati masyarakat peduli bencana Gunung Agung. “Bukan berapa rupiah yang berhasil kami kumpulkan, tetapi seberapa besar kepedulian kita untuk sesama,” terang Yoga, Kamis (28/9). Dalam aksinya itu, kegiatan dibagi dua, ngelawang barong dan ngamen yang diselenggarakan berbarengan. Kegiatan yang berlangsung selama dua jam tersebut terkumpul dana sebesar Rp 2,3 juta.
Yoga menambahkan, aksi kemanusiaan itu mendapat dukungan dari anggota sekaa teruna yang tergabung dalam karang taruna dan Perbekel Desa Kukuh. “Perbekel turun langsung ngelawang dan ngamen,” ungkap Yoga. Sementara pada malam kebersamaan di Banjar Lodalang, secara spontanitas Sekaa Teruna Bhuana Dharma Putra menggelar aksi peduli Gunung Agung. Dana yang terkumpul sebanyak Rp 1.844.000. “Dananya akan kami belikan barang untuk disumbangkan kepada pengungsi yang tinggal di banjar kami,” ungkap Kelian Dinas Lodalang, Ketut Sukayadnya. Bantuan yang disalurkan disesuaikan kebutuhan pengungsi agar tepat sasaran.
Sementara Perbekel Desa Kukuh, Made Sugianto menerangkan, hingga Kamis kemarin jumlah pengungsi sebanyak 65 orang. Mereka tersebar di lima banjar masing-masing Banjar Dinas Lodalang, Banjar Dinas Tengah, Banjar Dinas Munggal, Banjar Dinas Tegal, dan Banjar Dinas Tatag. Para pengungsi telah mendapatkan bantuan dari masyarakat setempat, siswa di SDN 1, SDN 3, dan SDN 4 Kukuh, serta alumni SMAN 1 Penebel, Tabanan. “Petugas Puskemas Marga II juga telah turun ke lokasi pengungsian untuk cek kesehatan para pengungsi. Bayi, balita, ibu hamil, dan lansia dipantau petugas kesehatan,” jelas Sugianto.
Ditambahkan, siswa pengungsi juga mulai belajar di dua SD dan SMPN 2 Marga di Kukuh. Di SDN 3 Kukuh ada 1 siswa pengungsi dari SDN 3 Datah, Karangasem dan di SDN 4 Kukuh ada 6 siswa pengungsi. Sementara di SMPN 2 Marga sebanyak dua siswa pengungsi. Mereka telah menggunakan pakaian seragam sumbangan dari guru setempat dan masyarakat. “Anak-anak sekolah sudah mulai mengikuti pelajaran sejak Rabu (27/9),” terang Sugianto (*/mp).