Tabanan, mediapelangi.com – Hasil tanam dalam program Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahap III Tahun 2017 yang digelar BMKG yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tabanan membuktikan adanya peningkatan. Dimana sebelumnya hasil panen petani di Subak Soka mencapai 6 ton per hektar, kini meningkatkan menjadi 7 hingga 8 ton per hektarnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Mohamad Taufik Gunawan, usai menutup Sekolah Lapang Iklim Tahap III Tahun 2017 di Subak Soka, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Rabu (25/10/2017).
SLI sendiri diikuti oleh 25 orang petani dari Subak Soka yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petani tentang cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada tanaman mereka. Diharapkan para petani dengan cepat mengetahui cuaca yang akan terjadi. Sehingga petani tidak lagi kesulitan untuk mencari waktu yang tepat untuk musim tanam. “Kalau dulu petani di bali menggunakan patokan sasih . Tapi sekarang sasih sudah tidak mampu lagi mendeteksi musim hujan maupun musim kering karena pengaruh perubahan iklim secara global. Jadi dengan sekolah lapang iklim ini petani bisa mengetahui kapan saatnya yang tepat untuk musim tanam,” paparnya.
Ditambahkannya petani yang memiliki sawah tadah hujan dipastikan aman menanam padi hingga akhir tahun 2017. Karena pada bulan November sudah memasuki musim hujan, Desember masa puncak musim hujan hingga Januari 2018. “Untuk subak tadah hujan dipastikan aman untuk masa tanam hingga akhir tahun 2017 dan awal 2018. Hal itu berdasarkan hasil prakiraan kami di BMKG,” imbuhnya.
Ia menyarankan bagi petani yang memiliki sawah tadah hujan, sangat tepat melakukan pola tanam di akhir tahun ini. “Dengan teori, diskusi dan praktek yang diberikan selama SLI ini petani juga diharapkan mampu menentukan pola tanam yang tepat untuk meningkatkan hasil pertanian,” pungkasnya. (mp/ay)