Gianyar,mediapelangi.com- Ratusan anak dicat ditubuhnya dengan berwarna warni,seperti layaknya dilukis yang sangat menyeramkan.Ritual ngerebeg ini serangkaian piodalan di Pura Duur Bingin,Desa Pakraman Tegallalang,Kecamatan Tegallalang,Kabupaten Gianyar.
Ritual ngerebeg yang sangat unik ini,dengan ratusan anak-anak dari 7 Banjar,dengan menggunakan atribut warna warni,dan menyeramkan ritual yang dipusatkan di Pura Duur Bingin,seluruh peserta juga mengelilingi perkampungan.
Ini merupakan ritual menghalau segala kekuatan negatif yang diperankan dengan dandanan yang menggunakan berbagai hiasan,corak,warna ksusus Dengan dandanan menyeramkan itu, mereka jalan kaki keliling desa, sambil membawa berbagai hiasan dan pelepah busung (janur) dan pelepah daun jaka (aren), juga lelontek, kober (bendera sakral), dan penjor,oleh masing-masing peserta.
Ritual Ngerebeg ini merupakan tradisi yang diwarisi secara turun temurun dan selalu dilaksanakan sehari menjelang puncak karya piodalan di Pura Duur Bingin, Desa Pakraman Tegalalang yang jatuh enam bulan sekali (210),” kata Bendesa Adat I Made Jaya Kusuma, Bendesa Pekraman Tegallalang, Rabu(06/12/2017).
Dikatakan digelarnya bertepatan dengan Buda Kliwon Pahang,secara khusus saat ini peserta juga menggunakan warna kelabu bercampur keemasan ,sebagai wujud bencana Gunung Agung segera berakhir.
Di Bali bencana identik dengan sesuatu yang baik,bukan buruk karena percaya dengan kekuatan alam dan manusia sebagai pendukung,”jelasnya.
Berharap saat erupsi Gunung Agung dengan ritual ini tidak ada bencana umunya di Bali,dan wisatawan bisa kembali berkunjung dengan keindahan alam yang di miliki,”harapnya.
Secara khusus saat bencana Gunung Agung ini,juga digelar ritual mecaru menggunakan sapi sebagai salah persembahan saat digelar ritual ini.
Saat digelarnya prosesi ritual Ngerebeg, seluruh krama dan 7 banjar adat di Desa Pakraman Tegallalang,ikut terlibat,yakni Banjar Gagah, Banjar Pejeng Aji, Banjar Tegallalang, Banjar Tegal, Banjar Tengah, Banjar Penusuan, dan Banjar Tri Wangsa. Krama dewasa terlibat menghaturkan sesaji, sementara karma alit (lanang) melakukan arak-arakan dengan hiasan tubuh menyeramkan.
Seluruh peserta berjalan mengelilingi perkampungan dengan lantunan doa-doa disepanjang jalan,diawali dengan berkumpul di pelataran pura disajikan makanan khusus.
Ritual Ngerebeg ini merupakan tradisi yang diwarisi secara turun temurun dan selalu dilaksanakan sehari menjelang puncak karya piodalan di Pura Duur Bingin, Desa Pakraman Tegallalang.(*mp-eka-ad).