fbpx
BirokrasiTabanan

Belum Bayar Uang Komite, Rapor Siswa Miskin Ditahan

Tabanan,mediapelangi.com- SMPN 3 Tabanan menahan rapor salah satu siswanya berinisial Ni Luh GEP. Alasannya, siswa kelas IX tersebut masih menunggak bayar uang komite dan lembar kerja siswa (LKS).

Permasalah itu dibeber Ni Made Artini, orang tua Luh GEP Senin (18/12). Menurut Artini, ketika pembagian rapor Sabtu (16/12) lalu, dia tidak bisa datang ke sekolah. Maka minta kepada ortu siswa lain untuk mengambilkan. Akan tetapi, beberapa waktu berselang, ortu siswa itu menelepon bahwa rapor anaknya tidak bisa diambil karena menunggak bayar uang komite dan LKS. “Karena itu saya datang ke sekolah,” kata Artini.

Namun, sampai di sekolah, Artini ditemui salah satu guru. Pihak guru tetap tidak mau memberikan rapor anaknya meski dia sudah menyatakan tidak mampu. Bahkan, dia mengatakan kepada guru itu bahwa anaknya memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP), beasiswa miskin di era Presiden Joko Widodo. “Saya bingung fungsi KIP itu seperti apa, kalau sudah mempunyai KIP bukannya biaya sekolah diringankan pihak sekolah?,” kata Artini.

Luh GEP, jelas Artini, pernah putus sekolah selama setahun. Ini terjadi lantaran ia dan suaminya, ayah dari Luh GEP, bercerai. Karena putus sekolah, pihak sekolah pun mengajak agar Luh EP sekolah lagi dengan janji biaya sekolahnya gratis. “Karena itu saya dorong supaya anak saya kembali bersekolah,” jelasnya.

Dia pun mengatakan, guru tersebut tetap tidak mau memberikan rapor. Pihak guru hanya mengizinkan rapor anaknya difoto. Saat dilihat, dia menjadi tahu bahwa anaknya termasuk peringkar 10 besar. “Anak saya di rumah kecewa. Saya kasihan. Sebelumnya tidak ikut study tour, sekarang lagi tidak dapat rapor gara-gara dana,” katanya sambil menangis.

Artini berharap masalah ini bisa diselesaikan baik-baik. Juga berharap, karena permasalah ini tidak ada diskriminasi dari siswa lain dan pihak sekolah.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMPN 3 Tabanan, I Made Sandiarta mengakui adanya penahanan rapor Luh GEP. Katanya, ini dilakukan supaya orang tua siswa datang sendiri. “Saya hanya ingin tahu, benar gak dia gak bayar. Jangan sampai nanti uang sudah dikasih ke anaknya, terus anaknya gak bayar,” jelasnya.

Dia memastikan, jika orang tua siswa bersangkutan benar tidak mampu, maka rapor-nya akan diberikan. Ketika disinggung bahwa orang tua siswa sudah datang tapi rapor tetap tidak berikan, Sandiarta mengatakan bahwa itu karena ada miskomunikasi antara guru dengan orang tua siswa. Dikatakan, saat pembagian rapor kelas IX, kebetulan wali kelasnya sedang sakit, sehingga menugaskan kepada salah seorang guru untuk membagi. ”Nah ini kayaknya nggak nyambug di situ (guru yang membagikan),” jelas dia.

Baca Juga:  Polisi Dalami Dugaan Kesalahan Struktur Bangunan Balai Pewaregan Pura Melanting

Setelah mencuatnya permasalah ini, Artini kembali mendatangi SMPN 3 Tabanan dan bertemu Sandiarta Senin (18/12/2017). Pihak sekolah pun akhirnya memberikan rapor Luh EP kepada Artini. ”Dijamin siswa tersebut tidak ada tindakan dikriminasi oleh pihak sekolah,” pungkasnya.

Kasus yang sama terjadi di SMAN 2 Tabanan. Menurut Ketut Suka,salah satu satu orang tua siswa, rapor anaknya tidak diberikan lantaran masih menunggak bayar LKS. Meski demikian, ketika akan dilunasi, guru tetap tidak mau memberikan rapor dengan alas an masih ada beberapa siswa lagi yang belum melunasi uang LKS.

Ketika dikonfirmasi, Kepala SMAN 2 Tabanan, I Gede Wayan Samba membenarkan. Dia beralasan, guru ingin orang tua siswa yang datang langsung mengambil rapor anaknya untuk mengetahui apakah benar orang tua siswa belum memberikan uang untuk membayar LKS. Setelah ditunggu, hanya satu orang tua siswa.(*mp-eka)

 

 

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.