Bangli,Mediapelangi.com–Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Kabupaten Bangli lebih kreatif sehingga tidak hanya bergelut di unit simpan pinjam saja. Namun Bumdes diharapkan bisa mengembangkan unit-unit usaha lain sesuai dengan potensi yang ada di desa masing-masing untuk mendorong pemerataan pembangunan desa di Bangli. Hal ini disampaikan Bupati Bangli I Made Gianyar, SH.,M.Hum.,M.Kn, saat melaunching Bumdes Panca Sedana Sari Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, Kamis (21/12/2017). Peresmian ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Bangli Dewa Bagus Riana Putra, Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Bangli Nyoman Suteja, Camat Bangli Wayan Wardana, Penjabat Perbekel Desa Bunutin I Nengah Muja dan OPD terkait lainnya.
Lebih lanjut Bupati Made Gianyar menyampaikan, pengembangan Bumdes merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pembangunan Bangli dari desa, disamping program unggulan lain seperti Alokasi Dana Desa (ADD) yang besar ke desa, Gerbangdessigot, Gerbang Gita Santi dan Hotmix masuk desa. Untuk itu Bupati Made Gianyar meminta Bumdes tidak hanya berkutat di unit simpan pinjam saja, tetapi bisa menjangkau unit lain sesuai dengan potensi yang ada di desa masing-masing. “Kalau di desa ada potensi pertanian, pertaniannya harus didorong. Kalau ada pasar, pasarnya dikembangkan. Kalau ada potensi pariwisata, pariwisatanya dikembangkan. Intinya Bumdes jangan hanya menjangkau satu unit usaha saja, melainkan bisa mendorong dan mengembangkan semua potensi yang ada di desa untuk kesejahteraan bersama, jelasnya.
Disampaikan juga, saat ini di Kabupaten Bangli sudah bediri 47 Bumdes. Dari jumlah tersebut, 4 diantarannya merupakan Bumdes bersama yang ada di kecamatan. Artinya baru 43 desa di Bangli yang sudah memiliki bumdes. “Kita targetkan dalam 2 tahun mendatang atau tahun 2020 semua desa di Bangli harus memiliki Bumdes, kata Made Gianyar.
Pada kesempatan itu Bupati Made Gianyar juga mengapresiasi program Desa Bunutin yang memiliki inovasi di bidang pemberdayaan masyarakat. Dimana masyarakat kurang mampu diberikan stimulan berupa bantuan bergulir 2 ekor bibit babi. Nantinya setelah besar dan siap dijual, keuntungan dari babi ini dibagi dua, 65 persen untuk dipenerima bantuan dan 35 persen masuk ke kas desa. “Kita sangat mengapresiasi bantuan bergulir bibit babi ini, selain pemberdayaan kepada masyarakat kurang mampu, didalamnya juga ada sisi pendidikan. Karena uang yang masuk ke desa merupakan tabungan yang harus dikelola untuk kesejahteraan orang banyak, pungkasnya.(*/nt-mp).