fbpx

Penerapan Tukin 2018 Ditunda Diganti TPP Berbasis Kinerja

foto-Sekda Bangli Ida Bagus Gede Giri Putra

BANGLI, MEDIAPELANGI.com -Pemkab Bangli menunda penerapan Tunjanan Kinerja (Tukin) tahun 2018 ini.Untuk meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan kinerja ASN,rencana penerapan Tukin akan dilaksanakan mulai tahun ini, namun belum ada petunjuk teknis pelaksanaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) maka Pemkab Bangli menggantinya dengan memberikan Tambahan Perbaikan Penghasilan (TPP) berbasis kinerja.

Demikian dipaparkan Sekda Bangli Ida Bagus Gede Giri Putra kepada sejumlah awak media, Rabu (03/01/2018).

Giri Putra menjelaskan,penerapan TPP berbasis kinerja hampir sama dengan Tukin. Namun disini pegawai yang rajin akan mendapatkan penghasilan tambahan lebih banyak,sementara yang malas tentu akan lebih sedikit. Bagitu juga pegawai yang tanpa memberikan keterangan (TK) TPPnya akan dipotong.“Jangan membolos, sakit pun pegawai TPPnya akan dipotong jika tidak ada surat keterang sakit,namun bila lebih dari lima hari mulai hitungan keenam mulai dipotong,hanya persentasenya lebih kecil dengan pertimbangan kemanusiaan,”jelasnya.

Dikatakan diaTPP berbasis kinerja akan dilaksanakan mulai Januari tahun 2018 ini. Sesuai rancangan dalam TPP berbasis kinerja kesejahteraan pegawai akan naik sebesar  65 persen.hanya saja,dalam penerapannya nanti, pegawai maupun pejabat tidak boleh mendapatkan honor, biaya makan dan minum serta uang perjalanan dinas dalam daerah.“Kita harap dengan penerapan TPP berbasis kinerja ini mampu meningkatkan prestasi, loyalitas serta kinerja ASN,”kata IB.Giri Putra didampingi Kabag Humas Cok Bagus Gaya Dirga.

Kata Sekda Giri Putra, Bupati Bangli mengambil kebijakan mengganti TPP dengan Tukin, lantaran mendapatkan arahan dari Deputi Supervisi dan Pencegahan KPK. Hal ini, untuk mencegah adanya penyalahgunaan anggaran. Disis lain,sepiritnya adalah memberikan keadilan bagi ASN.Artinya antara pegawai yang rajin dan memiliki inovasi dengan pegawai yang tidak memiliki etos kerja akan mendapatkan penghasilan berbeda.

Ditambahkan soal persentase pemotongan, jelas dia, dirinya enggan membeberkanya. Pasalnya, masih dalam kajian tim. Sementara dalam melakukan penilaian pegawai rajin dan malas,jelasnya.

Setiap ASN diminta untuk membuat laporan harian. Dalam laporan ini, ASN membuat laporan apa yang mereka lakukan.“Kita juga akan membentuk tim untuk melakukan validasi laporan,jangan sampai ada laporan fiktif dan adanya unsur main mata antara pegawai dengan atasannya”ujarnya.

Giri Putra berharap dukungan,dedikasi,loyalitas terhadap pimpinan bisa ditingkatkan agar kesejahtraan pegawai bisa ditingkatkan”ASN jangan melakukan kerja sampingan saat jam kerja”pungkasnya.(*eka-nt)

 

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.