BANGLI, MEDIAPELANGI.com- Belakangan ini petani tidak ingin berlama-lama menggarap lahannya.Maka tidak heran, mereka memilih cara yang instant yakni dengan menggunakan obat-obatan Kimia untuk memberantas gulma maupun serangan penyakit.
Padahal dengan cara ini, petani sejatinya bakal dirugikan.Demikian disebutkan Sekdis Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Sarma saat ditemui Kamis (11/01/2018)
Sarma mencontohkan ,dalam membasmi gulma pada tanaman holti kultura dan tanaman padi, kini petani banyak menyemprotnya dengan obat kimia.
Dalam sekejap gulma seperti rumput liar dan lainnya akan mati.Namun dibalik itu,petani tidak menyadari kalau pemakaian obat kimia bakal mempengaruhi keseimbangan alam.
Selain unsur hara tanaman menjadi mati,sejumlah bakteri yang menguntungkan pun akan ikut mati.Karena tidak heran,bila kondisinya makin parah maka serangan penyakit makin ganas.“Jadi penyakit kalau tidak ada predatornya akan tumbuh dengan pesat,”sebutnya.
Meski petani cenderung kaku dalam menyerap pembinaan dari penyuluh, jelas dia, pihaknya akan terus turun memberikan pemahaman kepada petani agar bagaimana caranya bertani secara sehat dengan menggunakan pupuk mapun obat-obatan yang organik.“Karena ingin instant petani jarang menerapkan pertanian organik.Mereka memilih obat-obatan kimia.Namun kita tidak akan patah semangat untuk memberikan penyuluhan,”ujarnya.
Sementara itu,ada beberapa Desa yang yang sudah menerapkan sistim organik seperti petani yang ada di Desa Kedisan,Buahan,Songan dengan tanaman holtikulturanya dan Desa Mengani,Mangguh Belantih,Bunutin dengan tanaman padi menggunakan pupuk organic,”pungkasnya.(eka-nt)