fbpx
SosialTabanan

Menyambut Hut ke-30 WHDI Tabanan Gelar Seminar Sehari di Banjar Pacung Batuaji

TABANAN, MEDIAPELANGI.com–Menyambut Hut ke-30 organisasi Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Tabanan menggelar seminar sehari dengan tema “Kita Tingkatkan Komunikasi dan Pola asuh Anak yang Efektif untuk mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas, Mandiri dan Berwawasan Budaya”, Minggu (14/1/2018).

Seminar dilaksanakan di Balai Banjar Pacung, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, menghadirkan narasumber Ketua Bidang Organisasi Ida Ayu Alit Maharatni dengan pulihan peserta berasal dari kalangan sekehe teruna, ibu-ibu PKK, krama se-Desa Pakraman Pacung serta prajuru banjar dan para tokoh desa setempat.

Ketua WHDI Tabanan Nyonya Putriningsih Wirna dalam sambutannya mengatakan, puncak HUT WHDI ke-30 di Kabupaten Tabanan sendiri jatuh pada tanggal 12 Februari 2018. Selain menggelar seminar ini, WHDI Tabanan juga akan menggelar berbagai kegiatan lainnya yang menyesuaikan dengan program kegiatan dari WHDI provinsi Bali. Selain juga mensinergikan dengan program unggulan di daerah Tabanan.

Terkait dengan pilihan thema, istri Sekda Tabanan Nyoman Wirna Ariwangsa ini menyebutkan bahwa saat ini ada fenomena yang sangat miris ketika melihat pola perkembangan remaja dalam kekinian. Sehingga diperlukan pola asuh yang benar agar kedepannya pada remaja tersebut mampu menjadi generasi yang cerdas, berkwalitas dan berprilaku yang mengedepankan karakter luhur budayanya. “Generasi muda kita harus dididik dan diasuh dengan pola yang benar dengan menyesuaikan kondisi jaman,” ungkapnya.

Sementara pemateri Ida Ayu Alit Maharatni dalam pemaparannya mengatakan bahwa remaja sekarang hidup dalam era yang modern. Baginya, memaknai modern tidak harus bergaya hidup bebas dan berpenampilan yang seronok. Menurutnya, tradisional tidak harus terlihat pacul. “Dalam era kemoderenan jaman seperti sekarang ini, berpikirlah luas, berprilaku yang santun sesuai dengan budaya kelokalan dan berpegang teguh pada nilai-nilai budaya yang dianut,” sebutnya.

Terkait dengan pola asuh, Alit Maharatni menyebutkan bahwa ada perbedaan pola asuh untuk anak-anak dengan remaja. Bagi usia anak-anak, pola asuhnya dengan mengedepankan prinsip-prinsip demokratis, memberi tahu yang benar dan yang salah serta dengan member contoh yang benar, sedangkan pola asuh untuk remaja sebaiknya dengan member pemahaman terhadap nilai, mendengaerkan masalah yang sedang dihadapinya, jangan membandingkan dengan masa lalu, demokratis, memberi rambu-rambu yang benar dan mengajarkan untuk berkomitmen.

Sebagai bagian dari masyarakat Bali yang dikenal mewarisi budaya yang adiluhung, Alit Maharatni mengingatkan bahwa dalam pola asuh anak dan remaja, keberadaan banjar juga sangat berperan penting. Menurutnya, dalam mewujudkan generasi muda Bali yang cerdas dan berkwalitas, maka banjar semestinya menjadi pusat perkembangan dan terlestarinya budaya lokal serta pusat informasi yang positif. Jangan sebaliknya, banjar menjadi tempat terjadinya degradasi mental dan budaya.

Selain seminar, kegiatan WHDI Tabanan di Banjar Pacung, Desa Batuaji ini juga diisi dengan kegiatan pelatihan tata risa sanggul Bali bagi ibu-ibu PKK setempat.  (*/kr).

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.