BANGLI, MEDIAPELANGI.com-Dalam upaya manjaga dan melestarikan peninggalan leluhur dan meningkatkan kualitas speritual dalam kehidupan beragama dan berbudaya sekaligus sebagai prosesi akhir setelah melakukan renovasi besar besaran di Pura Petirtan Taman Campuhan Sala,Desa Abuan, Susut Bangli Selasa (16/01/2018) digelar upacara Ngeresi Gana yang dipuput oleh Ida Pandita Empu Parama Yoga saking Geria Sala Simpati. Acara yang di pusatkan di Jeroan Petirtan Pura Taman Campuhan Sala dihadiri oleh Wakil Bupati Bangli, Muspika Kecamatan Susut, PHDI, Anggota DPRD Dewa Gede Oka dan perwakilan dari OPD.
Bendesa Adat Desa Sala Ketut Kayana menjelaskan, Pura Petirtan Taman Campuhan merupakan pura kuno yang merupakan peninggalan leluhur, keberadaan pura sendiri awalnya adalah berada di bagan bawah, namun karna seringnya terkena longsor dari tebing disekitarnya akhirnya dilakukan pemugaran dan renopasi sehingga keberadaanya seperti sat ini. Pura petirtaan ini dikelola oleh masyarakat Desa adat Sala yang mana merupakan tempat pesucian para Dewa dan sekaligus merupakan tempat pemelastian bagi masyarakat Sala dan sekitarnya.
Dalam pelaksanaan Upacara Ngresigana yang terselenggara saat ini merupakan hasil dari swadaya masyarakat desa Sala dan sekitarnya ditambah aturan punia dari para pemedek/Pengunjung yang melakukan penglukatan.
Lanjut dijelaskan Prosesi penglukatan dimulai dari pesembahyangan yang mana para pengunjung harus melakukan Piuning/mohon ijin sebelum mandi di lokasi dengan sarana Pejati yang di enter oleh pemangku yang ada di Pura Taman Tirta Campuhan Sala ini. Pertama pengunjung harus mandi di pusat campuhan/pertemuan air dari berbagai penjuru mata angin yang mana kita percayai tempat campuhan air tersebut merupakan tempat bertemunya para Dewa yang akan memberikan anugrah bagi para pengunjung yang akan melakukan pembersihan penglukatan. Berikutnya mandi di air gerojogan (Air Terjun) yang dikenal dengan nama Pasraman Tanhana yang dipercaya oleh masyarakat setempat merupakan kawasan atau perkampungan mahluk halus sebagai penghuni gaib tempat itu. Dilanjutkan dengan mandi di air terjun Dedari yang juga merupakan tempat permandian para bidadari dimana diyakini juga sebagai tempat pensucian unsur positif yang identik dengan kecantikan baik jasmani dan pikiran secara spiritual. Usai melakukan permandian barulah masuk ke areal jeroan penglukatan dengan tirta yang bernama tirta Bolakan, Tirta Taman, Tirta Bungbung, Tirta Pandan, tirta Tulak Wali dan terakhir adalah tirta Utama yang keluar dari sumber mata air yang berasal dari Goa yang ada di sebelah Pura.
Prosesi terakhir adalah sembayang di Areal Utama Pura untuk memohon petunjuk sesuai dengan persoalan yang dihadapi masing masing indipidu. “Kita selaku pengelola berharap kesucian dari warisan leluhur ini bisa terus terjaga dan bermanfaat bagi masyarakat setempat dan masyarakat umum lainnya bukan hanya untuk pengobatan saja tetapi bisa berkembang menjadi Wisata Spiritual” kata Kayana.
Sementara Itu Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta sangat mengapresiasi masyarakat Sala yang telah melakukan Pelestarian Budaya yang menjadi warisan leluhur sekaligus memberi terobosan bagi masyarakat dimana bukan hanya sebagai sarana Pengobatan yang dipercaya oleh masyarakat setempat dan sekitarnya namun mampu membersihkan diri dari hal-hal negatif dengan melakukan penglukatan. Hal ini ternyata bisa berkembang menjadi sebuah daya tarik tersendiri, para pengunjung yang datang ke Taman Tirta Campuhan Sala bukan untuk melakukan pembersihan diri saja, tetapi sekaligus untuk berwisata spiritual. Oleh karena itu kedepan pengelolaan lingkungan ,kebersihanya dan sumberdayanya juga harus dikelola dengan lebih baik. “Pemerintah dalam hal ini akan selalu memberikan dukungan sehingga Taman Tirta Campuhan yang ada di Desa Adat Sala dapat memberi dampak positif untuk masyarakat setempat sebagai Kawasan Wisata Spiritual” ujarnya.(eka-nt)