BANGLI, MEDIAPELANGI.com-Untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan harga kebutuhan pangan di Kabupaten Bangli, Bupati Bangli I Made Gianyar akan segera membangun Cold Storage (ruang penyimpanan) yang bisa menampung jenis pangan tertentu saat terjadi over produksi.
Hal ini disampaikan Bupati Made Gianyar saat memimpin rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bangli di Gedung BMB Kantor Bupati Bangli, Senin (22/01/2018).
Acara ini juga dihadiri oleh Asisten Direktur Bank Indonesia Wilayah III (Bali Nusra) Dadi Esa Cipta,Perwakilan Badan Urusan Logisik (Bulog) Bali I Ketut Gunada, tim inti TPID Bangli, Perbekel, Babinsa dan Bhabinkamtibmas se-Kabupaten Bangli.
Lebih lanjut Bupati Made Gianyar menjelaskan,Cold Storage adalah sebuah ruangan yang akan dirancang khusus dengan kondisi suhu tertentu dan akan digunakan untuk menyimpan berbagai macam produk pangan dengan tujuan untuk mempertahankan kesegarannya. Sehingga tujuan dari pembangunan Cold Storage adalah menyimpan hasil pangan saat over produksi dan mengeluarkan ketika barang itu langka.“Cold Storage akan kita bangun untuk menjaga ketersediaan barang”jelasnya.
Ditambahkannya, selama ini yang penyebab harga mahal bukan karena jenis komuditi, melainkan ketersediaan.“Kalau mas sedikit, harga mas pasti mahal. Kalau stok beras sedikit,beras pasti juga mahal”bebernya.
Dijelaskan juga,Cold Storage fungsinya hampir sama dengan Badang Urusan Logistik (Bulog),hanya saja dalam cold storage di Bangli nantinya akan ditentukan komuditi tertentu yang sering mengalami fluktuasi (tidak stabil) seperti beras, bawang merah, cabai dan sebagainya. Selain itu, saat musin panen padi misalnya,Pemkab Bangli bisa beli gabah dari Kabupaten Tabanan, kemudian diolah dan disimpan di Cold Storage.Saat beras langka di Bangli, kita bisa keluarkan itu, sehingga harga beras bisa distabilkan”ujarnya.
Lanjut Bupati Made Gianyar menjelaskan,Cold Storage harus sudah bisa diwujudkan pada tahun 2019 mendatang,yang akan diatur dengan Peraturan Daerah (Perda).Apakah Cold Storage akan dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar atau PD Pertanian.
Dalam waktu dekat kita akan membuat perusda tentang PD Pasar. Apakah cold storage akan dikelola oleh PD pasar atau PD Pertanian.Itu yang masih dalam tahap kajian”jelasnya.
Sementara itu Asisten Direktur Bank Indonesia Wilayah III (Bali Nusra) Dadi Esa Cipta pada kesempatan itu menyampaikan, selama ini ada dua hal pemicu utama inflasi di Bali maupun nasional, yang pertama bahan makanan yang disebabkan oleh musim dan hari besar keagamaan.
Kalau ada gangguan musim,otomatis produksi terganggu dan harga juga akan naik. Begitu juga dengan hari besar keagamaan, seperti Galungan dan Kuningan pasti pemintaan buah-buahan dan daging naik, sehingga mempengaruhi kenaikan harga. Sedangkan penyebab inflasi yang kedua adalah harga-harga yang diatur oleh pemerintah.
Contohnya saat pemerintah menaikkan tarif listrik dan BBM. Itu otomatis akan berdampak pada peningkatan biaya produksi. Biaya produksi naik pasti nilai jual juga akan naik. “Jadi secara nasional maupun Bali, dua faktor inilah penyebab naiknya inflasi”pungkasnya.(eka-nt)