BANGLI,MEDIAPELANGI.com -Puluhan petani di Subak Bekutil,Desa Apuan,Kecamatan Susut, Bangli dipandu Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Bangli melakukan penggeropyokan.Senin (05/02/2018)
Kegiatan itu juga melibatkan,TNI,PPL dan petani setempat dilaksanakan pengropyokan tikus yang menjadi hama perusak tanaman padi yang sangat meresahkan petani di wilayah setempat.
Pasalnya serangan hama tikus semakin meluas dan mengancam produksi tanaman setempat setelah panen agar saat gropyokan tidak merusak tanaman padi .
Kepala Dinas Pertanian,Ketahanan Pangan dan Perikanan I Wayan Sukartana saat dikonfirmasi dilokasi mengatakan kegiatan penggropyokan dilakukan secara massal yang melibatkan anggota TNI yakni dari Kodim 1626/Bangli,PPL Dinas Pertanian.
Dinas Pertanian menyumbangkan alat pendukung berupa sreng dan umpan sebnyak 5 kg kepada para petani”ujarnya.
Menurutnya,kegiatan pengggropyokan tikus digelar sekali dalam setahun melibatkan petani TNI,PPL Kecamatan Susut dan Dinas PKP.Sehingga lebih banyak membasmi salah satu hama diareal wilayah itu.
Pemburuan sangat efektif,karena hama tikus hampir setiap musim tanam selalu ada,sehingga harus di basmi agar tidak mempengaruhi produksi pangan disatu wilayah.Sejauh ini dengan gerakan pengropyokan sangat efektif untuk mengurangi populasi tikus disawah”katanya.
Lebih lanjut disampaikan,dipilihnya Subak Bekutil,karena dari 54 hektar lebih sawah yang masih utuh sekitar 5 hektar terserang hama selain tikus, blas maupun walang sangit,menyebabkan produksi padi mengalami penurunan,sehingga menyebabkan kerugian bagi petani.
Untuk menanggulangi persoalan tikus, maka langkah yang tepat untuk dilakukan adalah pembasmian tikus secara bersama-sama (penggeropyokan) dan agar tuntas pada semua areal subak tersebut.
Untuk memberikan hasil penggeropyokan yang maksimal,kini pihaknya mengajak semua krama subak untuk ikut melakukan pembasmian,ini termasuk kategori masih pada level setengah dibawah,namun demikian tetap juga sebagai ancaman bagi para petani.Ini dilakukan setelah habis masa panen agar lebih leluasa,adapun bahan pembasmi serang dan belerang .
Sedikitnya ada 20 ekor tikus yang berhasil didapatkan.Sebagian didapat melalui pemburuan langsung dengan menggunakan pentungan (kayu) terutama tikus yang keluar dari sarangnya sebagian lagi dengan menggunakan racun yang dimasukkan ke dalam lubang.
Kegiatan tersebut akan dilakukan selama satu minggu,agar bisa mengurangi populasi tikus secara signifikan.
Menyinggung soal potensi, Sukartana mengatakan bahwasannya areal-areal sawah yang berada di kawasan jurang dan sungai mati yang banyak ada tikusnya, seperti areal Subak Bekutel.
Selain itu banyaknya ada tanaman rumput gajah dan sejenisnya di pematang sawah juga mengundang tikus datang, karena tikus merasa nyaman bersarang di rumput tersebut,untuk itu sudah berkali-kali dari PPL sudah menyarankan kepada petani agar di pematang sawah jangan ditanami rumput gajah.Kami lakukan penggeropyokan ini selama seminggu,agar populasi tikus dan ditekan semaksimal mungkin”,ujar Sukartana.(eka-nt)