TABANAN,MEDIAPELANGI.com-Guna meningkatkan kesejahteraan petani di Pulau Bali, Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 1, I Wayan Koster-Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace) menyiapkan berbagai program terobosan di bidang pertanian.
Hal itu terekam saat simakrama dan deklarasi kebulatan tekad warga se-Kecamatan Selemadeg Barat (Selbar)memenangkan Koster-Ace, Senin (26/2/2018) di Desa Penataran, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan.
Dalam kegiatan yang diikuti berbagai komponen dan tokoh masyarakat se-Kecamatan Selbar itu, Cagub Wayan Koster membeberkan berbagai terobosan di bidang pertanian yang dimaksud. Di antaranya pembuatan regulasi yang mewajibkan pihak hotel dan restoran di Bali menggunakan produk buah lokal.
“Tahun 2019 nanti,diperkirakan ada sekitar 5-6 juta wisatawan mancanegara,ditambah 7-8 juta wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali. Ini potensi pasar yang sangat besar bagi hasil pertanian kita,”sebutnya.
Selanjutnya, pihaknya pula akan melakukan berbagai program peningkatan mutu hasil pertanian dan buah lokal agar mempunyai standar kualitas yang bersaing. Tujuannya agar lebih diminati oleh para wisatawan termasuk masyarakat Bali sendiri.”Semoga tahun 2019 ini secara bertahap bisa mulai kita realisasikan,”ujarnya.
Selain itu, pihaknua juga akan membuat badan usaha yang dikelola Pemerintah Provinsi,dengan tugas membeli produk hasil pertanian dari kabupaten di Bali.
“Nanti badan usaha ini akan membeli hasil pertanian dan buah lokal tiap kabupaten dengan harga di atas 20 persen dari harga pasar. Inilah pola Satu Jalur di bidang pertanian, dari pemerintah kabupaten dan provinsi hingga Pusat bersinergi,” ungkapnya.
Khusus bidang pertanian, pihaknya akan membangun pabrik penggilingan padi di tiap kabupaten di Bali. “Nantinya petani akan diberikan subsidi untuk menggiling gabah mereka. Sehingga biaya produksinya akan menjadi murah, dan dibeli dengan harga tinggi oleh pemerintah,” jelasnya.
Dengan begitu lanjutnya, secara perlahan kesejahteraan petani di Bali akan meningkat. “Inilah salah satu cara kami untuk meningkatkan harkat dan martabat petani serta pertanian di Bali. Nantinya profesi petani tidak lagi dipandang sebelah mata oleh generasi muda kita,” terangnya sembari menambahkan hal itu akan membuat pertanian di Bali akan tetap lestari.
“Sebab budaya kita berbasis agraris. Dengan melesarikan pertanian, kita juga akan bisa menjaga serta melestarikan budaya kita kepada generasi selanjutnya,” tutup Koster.(mp)