BANGLI, MEDIAPELANGI.com-Bukan Wayan Koster namanya jika tidak mampu untuk memecahkan masalah dalam waktu cepat. Ia selalu punya solusi atas problematika yang dihadapi warga. Beberapa kali simakrama calon Gubernur nomor urut 1 itu selalu dihadapkan pada keluh kesah warga di sejumlah daerah. Namun, saban dapat keluhan, solusi pula yang ditawarkan oleh Koster.
Bukan janji-janji kosong, Koster menawarkan solusi konkret yang langsung ditindaklanjuti jajarannya. Seperti yang terjadi di Banjar Tanggahan Peken, Desa Sulahan Susut, Bangli, saat calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu bertemu dengan perajin anyaman bambu. Perajin yang rata-rata kaum perempuan itu mengeluhkan dua hal yakni minimnya akses permodalan dan pemasaran. “Mohon dipikirkan bantuan dana permodalan dan pemasaran agar harganya bisa stabil,” kata seorang perajin bernama Ni Wayan Sariasih, Sabtu (24/3/2018).
Kerajinan memang menjadi prioritas Wayan Koster untuk dapat dikembangkan guna berputarnya roda ekonomi masyarakat. Apalagi, kerajinan merupakan cermin dari cipta dan karya kesenian yang merepresentasikan budaya Bali. Koster sejalan dengan keinginan perajin. Untuk permodalan, ia menyiapkan dua skema yang bisa diakses oleh perajin.
Namun, sebelum mengakses permodalan, hal utama yang mesti dilakukan adalah membentuk kelompok bagi ratusan perajin. Dengan begitu, akses permodalan bisa mudah dikucurkan. “Buatkan lu kelompoknya. Saran saya adalah koperasi. Mohon kader di Bangli difasilitasi pembentukan koperasi bagi perajin anyaman bambu ini,” jelasnya.
Jika sudah terbentuk, ada dana bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali yang bisa diakses secara cuma-cuma. “Bukan pinjaman, tapi bantuan modal,” terang dia.
Opai kedua adalah mengakses bantuan permodalan dari Bank BPD Bali yang akan difasilitasi oleh pemerintah. Akses dana ke Bank BPD Bali tentu dengan bunga yang ringan. “Skema ini juga bisa dipakai. Silakan nanti mau yan mana,” tuur Koster.
Calon gubernur yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati itu berujar, yang terpentig dari hal itu adalah menyiapkan pemasaran produk hasil kerajinan. Ia meminta nantinya koperasi menyiapkan tempat display hasil produk siap jual. Koperasi pula yang pada akhirnya berperan aktif memasarkan produk siap jual dari perajin.
“Pemasarannya difasilitasi. Bahan baku tidak ada masalah. Saya akan buatkan lembaga untuk ikut memasarkan anyaman hasil ibu-ibu semua. Saya senang lihat hasilnya. Harusnya dipromosikan ke mana-mana. Produknya sudah bagus sekali. Semua mulai pembuatan hingga finishing-nya di sini,” kata Koster menyudahi.(mp)