fbpx
Bangli

Harga Bawang Anjlok, Petani Merugi  

BANGLI, MEDIAPELANGI.com – Sejak sepekan lalu harga  bawang  mengalami  penurunan yang cukup signifikan. Penurunan harga paling menonjol pada bawang merah.

Harga bawang merah jenis bombay di pasaran bertahan di level harga Rp 20 ribu perkilogram, sedangkan bawang merah biasa Rp 15 ribu perkilogram ditingkat petani.

Anjloknya harga bawang di pasaran  membuat petani bawang di Kaldera Gunung Batur merugi. Hal itu juga dirasakan petani bawang  di Desa Songan A, Kecamatan Kintamani. Betapa tidak, semenjak harga bawang  mulai turun  pendapatan ekonomi mereka menurun pula.

Seorang petani bawang asal Banjar Dalem Desa Songan  Ni Luh Artini disela-sela memanen bawang saat ditemui Selasa (19/06/2018), tidak menampik fenomena itu.

Menurut dia, dengan turunnya harga bawang di pasaran membuat petani merugi. “Untuk bawang super di tingkat petani menembus harga Rp 20 ribu perkilogram, sementara untuk bawang merah biasa kini berkisar dengan harga Rp 15 ribu,” ujarnya.

Baca Juga:  Pendaki Terperosok di Gunung Abang Ditemukan di Jurang

Sementara sebelum harin raya Galungan sempat menembus angka Rp 30 ribu per kilo untuk bawang super sejenis bombay sedangkan bawang biasa Rp 22 ribu perkilogram.

Disinggung soal gangguan hama penyakit bawang saat ini, ungkap Artini,  hingga kini pihaknya belum bisa memprediksi bagaimana kelangsungan tanaman bawang petani. Pasalnya, saat ini petani di wilayah Desa Songan masih menanam bawang merah.

“Kami berharap tidak ada hama dan penyakit menyerang tanaman bawang petani. Dengan demikian harapan petani agar tidak terlalu banyak kerugiannya,” harap Artini.

Ditambahkan pula dalam situasi seperti sekarang ini petani tidak dapat untung, hanya bisa dinikmati sekedar untuk makan saja, itupun ongkos tenaga sendiri tidak terpenuhi.

Sementara itu  Jro Suati  petani bawang merah biasa mengatakan, jika musim hujan sangat berpengaruh terhadap tanaman bawang, hasilnya tidak memuaskan malahan rugi. Musim hujan biasanya tanaman bawang daunnya subur karena terlalu banyak air sedangkan umbinya jadi kecil, berbeda dengan jika musim panas.

“Kalau musim panas daunnya tidak begitu subur namun umbi bawang subur, itulah kalau musin hujan kita menanam bawang kerugiannya sudah pasti, sebab kwalitas kurang bagus tentunya berpengaruh terhadap harga,” ujarnya. (mt)

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.