BANGLI, MEDIAPELANGI.com – Tak hanya mengguyur di permukiman penduduk, hujan abu vulkanik Gunung Agung, juga melanda lahan pertanian milik warga. Akibat kejadian tersebut, membuat warga kini kesulitan untuk mencari pakan ternaknya lantaran banyak tumbuhan terkena abu vulkanik. Kini, warga yang memiliki hewan ternak , kesulitan mendapatkan rumput dan dedaunan, karena semua tanaman tertimbun debu vulkanik tebal.
Warga yang kesulitan mencari rumput untuk pakan ternaknya adalah warga Desa Suter, Abangbatudingding, Kecamatan Kintamani, Bangli. Tidak saja kesulitan mencari pakan ternak warga juga kesulitan air bersih. Rumput jenis yang ditanam yang disiapkan untuk pakan sapi, dan rumput liar di sekeliling kini tercampur abu vulkanik.
Agar hewan ternak tetap makan, warga mengaku harus membeli rumput dari daerah bawah, yang tidak terdampak hujan abu, dengan harga mahal. Satu ikat rumput seharga Rp 50.000, yang hanya cukup untuk pakan dua ekor sapi dalam sehari,”kata Kepala Desa Suter I Wayan Nyepeg. Minggu (1/7/2018).
Banyak juga warga yang terpaksa merumput, meski rumput tersebut banyak tertutup abu vulkanik, mereka menyiasatinya dengan terlebih dulu mencuci rumput sebelum diberikan ke hewan ternaknya.
Kadis PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sukartana saat dihubungi terpisah menyebutkan, kembalinya erupsi Gunung Agung pihaknya telah mengumpulkan petugas penyuluh lapangan (PPL) untuk mengecek wilayah di wilayah kerjanya. “Kita sudah mengumpulkan PPL untuk melakukan pengecekan ke wilayah kerjanya, pasca erupsinya Gunung Agung sejumlah desa di Kintamani, Bangli dan Kecamatan Tembuku,memang terkena abu vulkanik.
Abu yang menempel di lahan pertanian warga. Akibatnya, peternak pun menjadi kesulitan untuk mendapatkan pakan. Namun sejauh ini belum ada warga yang menjual ternak sapi lantaran kehabisan pakan. “Kita akan melakukan antisipasi agar peternak tidak buru-buru dijual ternaknya dengan harga murah seperti pengalaman tahun lalu saat mulainya Gunung Agung erupsi banyak warga yang rugi,” pungkasnya.(ka-nt)