fbpx

Pemanfaatan Tyto Alba Sebagai Predator Alami Tikus

Ketua Konservasi Burung Hantu, I Made Jonita

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Burung hantu (Tyto alba) merupakan salah satu predator yang potensial karena spesies ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies lain yaitu ukuran tubuh yang relatif lebih besar, memiliki kemampuan membunuh dan memangsa tikus cukup baik, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembang biak

Burung hantu (Tyto alba) kini makin popular di kalangan masyarakat petani, karena terbukti efektif dalam memberantas hama tikus yang sering mengganggutanaman padi dan jagung. Tikus sawah merupakan hama yang dapat menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian, yang dapat menyerang tanaman petani.

Untuk itu sebanyak 15 ekor burung hantu jenis Tyto Alba di lepas di areal Subak Merta tempek Soka Candi yang termasuk wilayah Banjar Dinas Soka, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan. Selain untuk melestarikan populasi dari Tyto Alba ini juga sebagai pembasmi opt (organisme pengganggu tanaman) yakni tikus yang kerap menyebabkan gagal panen.

Kegiatan yang juga  melibatkan Desa Senganan bersama Kelompok Konservasi Burung Hantu Tyto Alba Umawali Untuk Tani (TUWUT). Hal ini dilakukan untuk mengatasi atau membasmi hama tikus yang kerap menyerang tanaman padi petani di wilayah setempat  sehingga mengalami gagal panen,” kata Ketua Konservasi Burung Hantu, I Made Jonita, Senin (9/7/2018)

Menurut Jonita tujuan utama dari pelepasan burung ini adalah untuk membantu petani untuk membasmi hama tikus yang kerap menyerang tanaman padi dan mengakibatkan gagal panen.

Sebanyak 15 ekor burung hantu jenis Tyto Alba dilepasliarkan di areal Subak Merta tempek Soka Candi yang termasuk wilayah Banjar Soka, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (9/72018)

“Sehingga dengan pelepasan Tyto Alba ini hama tikus di sawah akan lebih terkendali, dan para petani tidak lagi mengalami gagal panen karena serangan hama tikus ini,” terangnya.

Burung hantu ini awalnya diambil dari anakan yang sudah menetas di alam liar atau sekitar pemukiman. di wilayahnya, setelah itu dilakukan perawatan, pelatihan, dan kemudian dilepas liarkan. Burung Hantu (Tyto alba) pada umumnya merupakan pemangsa hama tikus. Tyto alba mudah dikenali sebagai burung hantu putih, merupakan salah satu jenis burung hantu yang cukup potensial untuk mengendalikan tikus.

Pasalnya, satu pasang burung hantu mampu membasmi hama tikus dengan luas 10 hektare sawah. Dan hal tersebut dibuktikan dengan hasil panen yang awalnya hanya 10 persen saja, dengan adanya burung hantu hasil panen meningkat menjadi 80 persen.

“Sudah terbukti jika burung hantu sangat efektif karena dalam hitungan empat bulan saja, hasil panen bisa menjadi 80 persen yang dari awalnya hanya bisa panen 10 persen. Dipilihnya daerah Subak Merta khususnya Tempek Soka Candi ini, karena subak ini merupakan daerah hulu, sehingga kedepannya diharapkan burung hantu dapat menyebar ke beberapa wilayah,” ungkapnya.

Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikulturan (BPTPH) Provinsi Bali, I Nyoman Suastika menerangkan, tikus merupakan salah satu organisme pengganggu tanamam (OPT). Upaya ini merupakan salah satunya pemanfataan musuh alami yakni burung hantu untuk menekan angka penurunan hasil produksi.

Dengan menerapkan konsep pengendalian hama terpadu dengan memperhatikan musuh alami hama yakni salah satunya adalah burung hantu yang bisa menekan serangan hama tikus. Burung hantu (Tyto alba) merupakan salah satu predator yang potensial karena spesies ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies lain,” ujarnya. (ka)

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.