fbpx

Lakon Ki Lobar, Sudah Pas Penampilan Praginanya

Lakon Ki Lobar, Pada ‘Parade Topeng Panca Klasik’ di PKB ke-40

DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – “Sudah pas penampilan topengnya (Topeng Panca –red). Hanya obrolannya yang kepanjangan dan melebar keluar dari cerita,” tutur seniman Topeng dari Batuan-Gianyar sekaligus pengamat Topeng Panca di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 tahun 2018, I Made Djimat.

Djimat menyampaikan apresiasi tersebut, usai menyaksikan penampilan Sekaa Topeng Sekuni Citta Lawang selaku duta kabupaten Klungkung di kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya, Denpasar, Senin (16/07/2018).

Menurut Jimat, para pragina yang tampil sudah dapat memainkan karakter dari topeng masing-masing. “Untuk topeng klasik itu yang utama,” tegas Djimat.

Pada ‘Parade Topeng Panca Klasik’ di PKB ke-40, Sekaa Topeng Sekuni Citta Lawang selaku duta kabupaten Klungkung mementaskan lakon Ki Lobar. Sebuah lakon yang menceritakan tentang kisah keris Ki Lobar dalam cerita pergolakan di kerajaan Gelgel.

Diceritakan ketika terjadi pemberontakan Anglurah Agung di Gelgel, Dalem Dimadya yang diiringi Arya Kubon Tubuh menyelamatkan diri ke Guliang. Pada saat yang sama I Dewa Gede Tangkeban yang merupakan anak dari ipar Dalem Dimadya yaitu I Dewa Kanea Den Bencingah mengungsi ke Nyalian dengan membawa keris Ki Lobar pemberian Dalem Dimadya. Saat Dalem Dimadya kembali ke Keraton Linggarsa Pura di Gelgel, I Dewa Manggis / Dalem Dimadya mengirim utusan ke I Dewa Gede Tangkeban untuk meminjam keris Ki Lobar sebagai contoh.

Tetapi I Dewa Gede Tangkeban menolak meminjamkan keris Ki Lobar. Apalagi sikapnya itu mendapat dukungan dari saudaranya Ida Cokorda Gde Oka Raja Bangli dan Ida Cokorda Gede Rai Raja Taman Bali. Hanya saja ketika Dalem Dimadya menyerang I Dewa Gede Tangkeban ke Nyalian, kedua saudaranya tidak ada yang membantu. I Dewa Gede Tangkeban menjadi kecewa. Saat ia terdesak, I Dewa Gede Tangkeban memotong ujung keris Ki Lobar dan menelannya hingga ia akhirnya gugur. Selaku pembina tari yakni I Ketut Wirtawan dan Dewa Gede alit Saputra. Adapun selaku pembina iringan Komang Ari Wibawa dan Sang Made Suwastama.

Pengamat seni topeng, Tjokorda Raka Krisnu juga mengapresiasi penampilan Sekaa Topeng Sekuni Citta Lawang yang mementaskan lakon ‘Ki Lobar’. “Penampilan sekaa topeng dua hari terakhir ini termasuk sekaa topeng ini (Sekaa Topeng Sekuni Citta Lawang –red) sudah lumayan bagus,”  ulas Tjok Krisnu.

Hanya saja Tjok Krisnu memberi beberapa catatan untuk kedepannya. “Saran saya,  pokoknya kanda baik itu bondres, baik penasar harus mengacu pada konteks cerita, jangan terlalu jauh keluar, terlalu meleset keluar, macam-macam dialognya. Jadi sesuai dengan konteks cerita dan ada kaitannya dengan  kekinian, itu nggak apa-apa,” saran Tjok Krisnu.

Selain itu yang perlu diperhatikan, menurut Tjok Krisnu adalah topeng Panca itu yang pokok saat sidang antara Dalem dan Patih menceritakan apa itu yang paling pokok. “Yang lainnya itu agak yang kedua lah. Itu yang penting. Kalau  itu sudah berhasil berarti baguslah Topeng Panca itu,” papar Tjok Krisnu. (mp)

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.