TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Setelah melalui proses persiapan latihan selama tiga bulan serta dalam penyepurnaan tarian Rejang Sandat Ratu Segara. Akhirnya 300 orang penari initi di pasupati di Pura Penyawangan, Tanah Lot, Kediri, Tabanan, Jumat (27/7/2018).
Seusai di lakukan pasupati seluruh penari ini pentas, bagian dari gladi resik. Tarian Rejang Sandat Ratu Segara ini akan melibatkan 1.800 penari dari sepuluh kecamatan akan di pentaskan 18 Agustus 2018 mendatang tepat pada pukul 18.18 Wita.
Disela- sela gladi resik Bupati Eka Wiryastuti yang sebagai pencetus tarian Rejang Sandat Ratu Segara mengatakan panari inti ini yang akan mengajarkan kepada masing- masing penari di kecamatan.”Mereka kita pasupati dulu agar mendapatkan taksu, karena ini merupakan tarian sakral dan tari ini sebagai bentuk fuji syukur terhadap karunia Ibu Pertiwi,”katanya.
“Tarian ini adalah sebagai bentuk kasih kita, rasa terimaksih kita, kepada alam, kepada Sang Ibu, yang sudah memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan menjaga kita semua, tanpa diminta, tanpa disuruh,” jelasnya.
Selain itu, tambah Bupati Eka, tarian ini untuk mengajegkan jagat. Baik jagat Bali maupun Nusantara, khususnya antara Bali dan Jawa. “Jadi niskalanya Bali sekalanya Jawa. Karena pemerintahannya ada di Jawa,”ungkapnya.
Berbeda dengan tari Bali umumnya, para penari ‘Rejang Ratu Segara’ sesuai dengan kesukaan Ratu Segara mengenakan busana khusus berupa baju kebaya warna putih, selendang warna hijau dan kain warna hijau. Penarinya nantinya akan mengunakan hiasan bunga mawar serta memakai onde sedap malam.
Dua orang koreografer yang sudah handal, membantu yakni I Wayan Juana adi Saputra (Dadong Rerod) dan I Wayan Muder, dan nantinya diharapkan tari kreasi ini dengan tampilan Agung, Sakral dan kejawen. Sehingga selaras dengan kondisi alam Pura dan Pantai Tanah Lot dengan penuh mistik. (ka)