TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Upacara Ngaben Masal (Pitra Yadnya) merupakan sebuah tradisi baru di Bali dan saat ini sangat semarak digelar di Tabanan. Ngaben masal dilakukan secara bersama-sama di suatu Banjar atau Desa. Bahkan disetiap Desa mempunyai aturan tersendiri mengenai kegiatan tersebut. Ada yang dilangsungkan setiap 5 tahun sekali, 8 tahun bahkan 10 tahun sekali.
Seperti yang dilakukan oleh Banjar Pekilen, Desa Selanbawak dan Banjar Geluntung Kaja, Desa Geluntung, Marga, pada hari Rabu (01/08/2018) mendatang. Di Pekilen dilangsungkan selama 10 tahun sekali sedangkan di Geluntung setiap 5 tahun sekali, dan aturan itu bisa berubah sesuai kesepakatan krama atau masyarakat. Kegiatan yang dulu dikenal dengan “Ngerit” ini juga mencerminkan kekompakan dan persatuan krama setempat.
Hal itu mendapat apresiasi dari Pemerintah dan dihadiri oleh orang nomer dua di Tabanan sembari menyaksikan serangkaian acara Ngaben Masal tersebut, Sabtu (28/7/2018). Didampingi anggota DPR-RI I Made Urip, Anggota DPR-D Provinsi Bali I Ketut Purnaya, anggota DPR-D Tabanan I Putu Eka Putra Nurcahyadi, Camat Marga Alit Adiatmika, Perbekel serta tokoh adat setempat.
Dirinya sangat bangga, masyarkat Marga sangat memahami pentingnya digelar Ngaben Masal. Selain untuk mengirit biaya, juga hal ini merupakan cerminan persatuan dan kekompakan yang ditunjukan krama setempat. Bukan hanya kompak dan bersatu di masyarakat, melainkan juga dalam mendukung Pemerintah.
“Inilah semangat Saya, kekompakan dan persatuan krama-lah kekuatan Saya didalam membangun Tabanan. Kalau masyarakat sudah kompak dan bersatu, maka Pemerintah (Eksekutif dan Legislatif) pasti juga akan bersatu-padu mendukung pembangunan yang dilakukan krama, seperti saat ini”, jelas Wabup yang akrab disapa Pak Komang Sanjaya ini saat memberikan sambutan di Balai Banjar Geluntung Kaja.
Di hadapan ratusan warga yang hadir, Komang Sanjaya-pun mengungkapkan, kegiatan ini juga merupakan salah-satu terobosan baru perubah paradigma terdahulu pada masyarakat Bali. Yang mengatakan hidup di Bali itu susah, apapun susah, dan Ngaben Masal merupakan salah satu solusi di masyarakat yang marak dilakukan saat ini.
“Di Bali, ada paradigma dulu yang bilang Agama Hindu Bali mahal. Jangankan hidup, matipun mahal. Dengan adanya terobosan ini, di Bali khususnya Tabanan paling semarak menggelar Ngaben Masal. Dan ini sangat mulia, apalagi dijalani dengan tulus iklas, kompak, bersatu, pekedek-pakenyum dan disaksikan Wakil dari Pemerintah, meski dengan biaya minim, inilah yang namanya Yadnya yang Satwika”, ungkap alumni FE Universita Warmadewa itu.
Selain menyaksikan, Wabup yang terkenal dengan slogan Tetep Mekenyem tersebut juga menyerahkan punia, bersamaan dengan seluruh undangan yang hadir, yang diterima oleh Panitia setempat. Beliau-pun bercengkrama dengan masyarakat, terlebih melakukan poto bersama dengan para Ibu-Ibu disana. @humastabanan.