fbpx

Presiden Jokowi  dan Gubernur Koster Antusian Saksikan Karnaval Kebudayaan IMF-WB 2018

Foto: Karnaval Budaya bertemakan “The Life and Economy of Bali” di kawasan ITDC, Nusa Dua, jumat (12/10).

BADUNG, MEDIAPELANGI.com – Memeriahkan rapat tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) 2018, pemerintah Indonesia melalui Pemprov Bali menggelar Karnaval Budaya bertemakan “The Life and Economy of Bali” di kawasan ITDC, Nusa Dua, jumat (12/10). Dalam karnaval itu tampak antusiasme Presiden RI Joko Widodo serta Gubernur Bali Wayan Koster menonton tiap atraksi yang disuguhkan oleh para seniman. Tampak Gubernur Koster berkali-kali menjelaskan tentang makna upacara dalam atraksi itu yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali beseta ritualnya dari baru lahir hingga meninggal.

Sebelum Presiden Jokowi membuka karnaval dengan membunyikan Okokan, Gubernur Koster melaporkan untuk memeriahkan even IMF-WB 2018 ditampilkan karnaval budaya yang menggambarkan tentang keragaman, kemegahan dan keagungan budaya Bali. Tema karnaval ini juga menurutnya mengandung arti ritual siklus hidup (Rites of Passage) masyarakat Hindu di Bali, dari lahir hingga kematian. Dalam acara yang juga dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, para menteri Kabinet Kerja, Ny. Putri Suastini Koster, perwakilan delegasi dan sejumlah pejabat di lingkungan pemprov Bali, Koster menjelaskan keunikan Bali dengan beragam adat-istiadat, budaya serta alam yang indah, sehingga Bali memiliki berbagai julukan, The Island of Gods, The Last of Paradise, serta The Island  of Love. Orang nomor satu di Bali ini juga menambahkan tata kehidupan orang Bali yang harmonis tidak lepas dari filosofi Tri Hita Karana, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan alam.

Karnaval tersebut menyuguhkan atraksi yang sangat menarik dan dikemas dalam sajian ritual keagamaan dari manusia baru lahir hingga meninggal. Adapun ritual-ritual tersebut dari bayi kepus puser, upacara tiga bulanan, upacara Ngeraja Sewala atau upacara beranjak dewasa yang biasanya dilakukan saat anak berusia 14 tahun. Berikutnya adalah upacara potong gigi, upacara pernikahan dengan mengusung adat Bali timur, dan terakhir upacara Ngaben dengan tampilan Bade, Lembu beserta Naga Banda.(mp)

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.