fbpx

Isu Bali Dijual Murah di Tiongkok, Wagub Cok Ace Respon Cepat Datangi Sejumlah Toko di Benoa

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) pun bertindak cepat dengan mendatangi sejumlah toko yang ditengarai dimiliki oleh investor asal Tiongkok di Benoa, Badung, Kamis (18/10/2018).

DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Pemberitaan tentang Bali yang dijual sangat murah di Tiongkok di sejumlah media massa baik cetak maupun online membuat Pemprov Bali bertindak cepat. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) pun bertindak cepat dengan mendatangi sejumlah toko yang ditengarai dimiliki oleh investor asal Tiongkok di Benoa, Badung, Kamis (18/10/2018).

Menurut Cok Ace yang didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, hal ini merupakan aksi tanggapan atas pemberitaan di sejumlah media. “Ada pemberitaan wisata ke Bali dijual sangat murah di Tiongkok dan harga tersebut di bawah rata-rata.

Dalam berita tersebut juga terdapat isu bahwa wisatawan Tiongkok dipaksa untuk belanja di sejumlah toko yang diduga mempekerjakan tenaga kerja asing asal Tiongkok tanpa ijin. Jadi ini tentu saja merugikan pariwisata kita,”jelasnya.

Apalagi, Dia mengatakan system pembayaran dicurigai memakai system perbankan dari Tiongkok dan tidak ada sepeser pun yang didapat oleh Bali. Sehingga, hal itu semakin merugikan bisnis pariwisata, karena Bali hanya mendapatkan sampahnya saja.

Untuk langkah selanjutnya, Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak keimigrasian untuk mengecek tentang status tenaga kerja asing di sejumlah toko tersebut. “Selain itu kami juga akan mendata setiap barang jualan mereka, karena kami ingin barang-barang yang dijual adalah produk khas Bali,” imbuhnya.

Cok Ace menambahkan ke depan ingin lebih selektif mendatangkan wisatawan ke Bali. Pemberitaan seperti ini tentu saja telah merugikan citra pariwisata Bali, apalagi wisatawan asal Tiongkok mendominasi angka kunjungan wisatawan ke Bali.

Dalam kesempatan tersebut Wagub Cok Ace mendatangi beberapa toko yang menjual kasur, latex, sutra dan juga perhiasan. Dengan menggandeng pelaku pariwisata seperti Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Cok Ace menemukan beberapa hal.

Seperti dalam toko-toko tersebut tidak ada yang menjual produk khas Bali, serta ditemukan beberapa pekerja asing. Ia pun berjanji akan mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.(*amobali)

 

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.