fbpx

Pelestarian Tyto Alba untuk Jaga Ekosistem dan Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan

Wakil Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, M.M Melepas Tyto Alba di Desa Timpag, Kerambitan, Tabanan, Jumat (19/2018)

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Kecamatan Kerambitan tidak henti-hentinya menggulirkan program inovatif, setelah kesuksesan Pelayanan Publik Terintegrasi (Taman Serasi), Kerambitan kembali melaunching program inovatif terbarunya, yakni program UMaurip, Utamaning Uma Lan Urip. UMaurip merupakan program holistik yang digagas untuk menjangkau aspek pertanian, pelestarian lingkungan, pariwisata, pendidikan, kuliner, seni budaya dan olahraga di Kecamatan Kerambitan.

Salah satu program tersebut adalah pelestarian burung hantu Tyto Alba. Launching tersebut ditandai dengan meresmikan tulisan Umaurip dan tulisan Timpag diiringi dengan pelepasan Tyto Alba, oleh  Wakil Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, M.M dan Camat Kerambitan I Gede Sukanada di Desa Timpag Kerambitan, Jumat (19/10/2018).

Acara launching juga dilanjutkan dengan jalan santai yang diikuti siswa siswi sekolah Kerambitan di area jogging track.

Gede Sukanada mengungkapkan kegiatan ini masih merupakan rangkaian dari Festival Kerambitan IV yang akan berlangsung hingga Minggu (21/10/2018) mendatang. DIjelaskannya fokus dari program UMaurip tersebut antara lain pelestarian burung hantu untuk menjaga populasi Tyto Alba serta mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan.

“Salah satu program inovatif UMaurip adalah program pelestarian burung hantu Tyto Alba. Tyto alba merupakan spesies burung hantu berukuran besar yang mudah dikenali sebagai burung hantu putih. Dengan adanya program ini seluruh masyarakat diharap dapat berkontribusi memelihara dan menjaga populasi Tyto Alba guna mengimbangi populasi hama tikus di subak-subak yang ada di Desa Timpag, khususnya.” jelasnya.

Selain pelestarian burung hantu, program lain dari UMaurip antara lain pengembangan sentra sentra  babi Bali dan wisata edukasi berupa jogging track  serta olahraga air seperti rafting yang juga dilaunching pada hari itu.

“Hari ini juga kami gelar jalan santai menelusuri area jogging track di kawasan ini, sehingga secara langsung  anak-anak dikenalkan untuk mencintai alam/lingkungan sejak kecil. Selain itu, di area ini juga bisa digunakan sebagai olahraga air seperti rafting.” imbuhnya.

Sebelumnya, pada Kamis(18/10/2018) digelar pembukaan Festival Kerambitan yang sangat meriah dengan menampilkan tarian kecak, okokan, tektekan massal, pagelaran gong kebyar dan pertunjukan lainnya. Tema yang diangkat dalam festival tahun ini ‘Yowana Masikian’ Harmoni di Tanah Penuh Berkah.

Tema ini mengangkat nilai-nilai dan kesadaran akan rasa kebersamaan sebagai kesatuan masyarakat yang utuh. Dengan harapan para Yowana Kerambitan akan saling bahu membahu membangun kecamatan Kerambitan dengan segala potensi seni dan budaya yang ada sehingga dapat tumbuh menjadi destinasi wisata yang berkualitas.

Sementara itu Wabup Sanjaya dalam sambutannya memberikan apresiasinya atas program inovatif tersebut.

“Ini merupakan momentum yang sangat baik bagi kita untuk melestarikan alam dan lingkungan. Saya sangat mengapresiasi dan mendukung program ini.

Dikatakannya gagasan untuk menjadikan desa wisata ini, kedepannya sangat tepat. Karena konsep pariwisata saja ke depannya dapat menjenuhkan, namun dengan Desa Wisata para wisatawan akan mendapatkan sesuatu dan nuansa yang baru dengan alam. Selain itu dengan adanya desa wisata, semua komponen masyarakat akan menjaga lingkungannya dengan baik.

“Pemerintah akan senantiasa memberikan dukungannya. Sumber daya alam dan lingkungan harus diimbangi dengan Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas, sehingga semua program ini akan dapat berlangsung dengan baik.” imbuhnya. (rls) 

 

 

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.