TABANAN,MEDIAPELANGI.com- Setiap pemimpin politik dan pemerintahan memiliki style atau gayanya masing-masing. Mulai dari cara mereka memimpin, gaya berpakaian dan berbicara yang kemudian melekat.menjadi ciri khas mereka.
Presiden Joko Widodo misalnya, dikenal gemar blusukan dan sebagai pribadi yang kalem khas orang Solo. Kemudian Walikota Surabaya Tri Rismaharini dengan gaya arek Suroboyo-nya yang spontanitas dan ceplas-ceplos.
Lantas bagaimana di Bali sendiri? Sebutlah Wayan Koster sebagai gubernur anyar di Bali, tentu masyarakat ingin pula mengetahui gaya kepemimpinan orang nomor satu di Bali tersebut.
Terlahir dan tumbuh remaja di Bali Utara, tepatnya Kabupaten Buleleng, tentunya juga sangat mempengaruhi pembentukan karakter seorang Wayan Koster.
Tak berbeda dengan masyarakat Buleleng umumnya, Koster yang telah malang-melintang di jagat politik nasional di Jakarta selama puluhan tahun tak lantas menghapus gaya khas Buleleng-nya. Spontanitas, apa adanya dan ceplas-ceplos.
Kemudian terlahir dari keluarga tidak mampu yang tentunya mesti harus berjuang keras juga tahan banting untuk mampu meraih cita-cita mengenyam pendidikan tinggi hingga tingkat doktoral, membentuk karakter Wayan Koster sebagai pribadi sederhana, pekerja keras dan memiliki visi jauh ke depan.
Penggabungan latar belakang itulah yang kemudian membentuk karakter sekaligu gaya kepemimpinan Koster sebagai gubernur Bali. Seperti yang tampak di Tabanan pada Jumat (2/11/2018)
Di sela-sela berbagai tugas dan kerjanya, Koster yang siang itu usai memimpin Rapat Koordiansi Cabang selaku ketua DPD PDIP Bali di Kantor DPC PDIP Tabanan, dengan didampingi Made Urip, Nyoman Adi Wiryatama, Ni Putu Eka Wiryastuti, Komang Gede Sanjaya menyempatkan diri menyapa masyarakat Desa Dauh Peken, Dajan Peken , Delod Peken Kecamatan Tabanan dan Desa Buruan Penebel.
Dengan usulan secara spontanitas, Koster mengajak masyarakat ngopi bareng masyarakat dan mendengar segala aspirasi juga keluh kesah mereka sebagai warga. Kegiatan ini pun berlangsung secara sederhana, jauh dari segala atribut protokoler yang melekat pada dirinya selaku gubernur.
“Terima kasih buat masyarakat Tabanan sehingga saya terpilih sebagai gubernur. Sekarang saya mohon doa dan dukungan serta turut mengawal saya selaku gubernur agar dapat melaksanakan tugas menata pembangunan Bali secara menyeluruh melalui Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Koster menegaskan akan mengubah pola komunikasi antara gubernur dengan masyarakat agar lagi tidak terlalu bersifat formalitik dan kaku, apalagi hingga merepotkan masyarakat.
“Saya ingin sederhana dan praktis saja, supaya masyarakat bisa lebih leluasa berinteraksi bersama gubernur serta bisa memenuhi aspirasi masyarakat secara nyata. Jadi enggak usah dibikin serem, tapi rileks santai sederhana supaya rakyat bisa bicara apa adanya,” jelasnya.
Ditambahkannya, dengan acara turun secara spontan dalam bentuk gubernur melali ngopi bareng bersama masyarakat, maka menurutnya masyarakat tidak perlu lagi bikin pagar ayu.
“Penyambutannya berderet panjang, pakau kalungan bunga, tarian, dan segala hal. Malah bikin masyarakat repot dan menghabiskan biaya. Tidak ada lagi itu,” selorohnya disambut tepuk tangan dan tawa gembira mereka yang hadir. (amobali)