TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Tradisi mesuryak pada Hari Raya Kuningan kembali dilaksanakan oleh warga Desa Bongan Gede, Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan pada Sabtu (5/1/2019).
Oleh warga setempat tradisi mesuryak yaitu semacam teriakan terus dijalankan secara turun temurun sebagai bentuk pengormatan kepada para leluhur.
Prosesi mesuryak dimulai pagi hari. Diawali dengan persembahyangan mulai dari rumah masing-masing warga, kemudian dilanjutkan persembahyangan di Pura Dalem Khayangan Tiga.
Usai sembahyang di Pura Khayangan Tiga, persembahyangan dilangsungkan di merajan (Pura Keluarga). Tujuanya untuk memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang diyakini berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan.
Mesuryak kemudian dilanjutkan dengan membawa segala perlengkapan upacara seperti banten dan sesajen, termasuk banten yang disibolisasikan sebagai Raja Duwata ( leluhur ) ke depan pintu gerbang rumah masing-masing. Selanjutnya para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang ditutup dengan mesuryak.
Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga.
Laki perempuan anak-anak berebut saling dorong mendapatkan uang. Dari pantauan setiap hari raya kuningan, sekitar puluhan juta rupiah uang dipersembahkan oleh warga Banjar Bongan Gede untuk tradisi mesuryak. Bahkan ada yang sengaja beberapa hari sebelum hari raya kuningan, menukarkan uang kertas yang masih baru ke Bank untuk dipesembahkan saat tradisi mesuryak di hari raya Kuningan.
Tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang ada di banjar-nya. “Mesuryak bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga. Karena sebelumnya yakni pada hari Raya Galungan para leluhur berada di rumah. Setelah sepuluh hari tepatnya di hari raya kuningan kami antarkan leluhur kembali ke sorga.
Dengan rasa suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang.
Besarnya uang yang digunakan dalam mesuryak bervariasi tergantung kemampuan ekonomi warga. Tradisi ini ada secara turun-temurun itu tetap dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. (ka).