Pujawali Jelih di Pura Luhur Tanah Lot Mulai Dipadati Pemedek
TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Pujawali di Pura Luhur Tanah Lot, Kediri, Tabanan, berlangsung mulai hari ini tepatnya Budha Wage Langkir, Rabu(9/1/2019), dan akan nyejer sampai 12 Januari 2019.
Berdasarkan sejarah, Pura Tanah Lot termasuk dalam Dang Kahyangan dimana Dang Hyang Nirartha bermeditasi menyatukan energi gunung dan lautan (Lingga Yoni) sehingga terjadi kehidupan di muka bumi.
Ketika hendak meninggalkan tempat itu Dang Hyang Nirartha meminta masyarakat setempat untuk mendirikan bangunan suci untuk memuliakan Dewa Lautan dan Dewa Gunung (Nyegara Gunung). Dan dititahkan pujawalinya setiap 210 hari sekali yakni saat Budha Wage Langkir.
Menurut pihak pengempon, Pujawali sekarang ini termasuk Pujawali Jelih dan dipuput oleh dua Sulinggih yakni Ida Pedanda dari Griya Pasekan Tabanan dan Ida Pedanda dari Griya Menesa Kediri.
Turut hadir dalam prosesi tersebut dari Puri Tabanan Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Puri Kediri, serta Pengempon Pura Luhur Tanah Lot. Dikarenakan pujawali jelih, oleh karena itu persiapan pujawali sudah dimulai dari sebelum Hari Raya Kuningan.
Saat pujawali, umat Hindu yang berasal dari berbagai daerah di Bali mulai berdatangan memadati pura di tengah laut ini. Antreannya biasanya saat pagi dan malam hari. Piodalan di Tanah Lot ini juga bersamaan dengan Pura Batu Bolong dan Pura Penataran di kawasan DTW Tanah Lot.
Iring-iringan pemedek menambah keindahan DTW Tanah Lot. Tak jarang, wisatawan berburu mengabadikan momen langka tersebut. Menjelang sore, arus wisatawan semakin bertambah. Mereka ikut berbaur di bibir pantai bersama para pemedek.
Menurut Manajer Operasional DTW Tanah Lot, Toya Adnyana, upacara piodalan ini menambah daya tarik wisatawan. Karena itu, banyak yang menunggu upacara ini untuk menikmati kawasan DTW Tanah Lot.
Bahkan, mereka rela menunggu seharian untuk bisa mengabadikan moment yang paling digemari wisatawan asing ini. “Wisatawan sangat antusias melihat langsung prosesi keagamaan di DTW Tanah Lot,”ujarnya.
“Untuk pemedek lokal biasanya kebanyakan berdatangan satu hari sebelumnya atau saat pujawali antara pukul 04.00 – 06.00 pagi harinya, karena saat itu air laut sedang surut-surutnya”, tambahnya.
Kegiatan biasanya mencapai puncak keramaian saat sore sampai malam hari. “Disini kita juga dibantu oleh teruna teruni dari Desa Pekraman Beraban yang ngaturang ayah secara bergilir. Mereka sudah mulai ngayah dari sebelum Hari Raya Kuningan sampai nanti mesineb tanggal 12 Januari 2019.
Jadi dari masing-masing banjar adat di Desa Pekraman Beraban, secara bergiliran sekaa teruna teruninya ngaturang ayah di Pura Luhur Tanah Lot. Biasanya mereka secara bergilir dari pagi sampai malam hari”, jelasnya.
“Selain itu jika air laut sedang pasang, pihak panitia akan memasang tali sepanjang area beji fungsinya untuk membantu pemedek yang akan bersembahyang ke luhur ataupun yang akan mepamit selesai bersembahyang. Dan juga kita menyiapkan rubber boat untuk antisipasi”, tambahnya.
Sementara satu hari sebelumnya, atau Selasa 8 Januari 2019 dilaksanakan upacara “Ngebejian” di Beji Kaler Pura Luhur Tanah Lot. Upacara itu dilaksanakan pukul 15.00 wita, untuk menyucikan atau membersihkan semua “pratima” (benda sakral) yang akan dipakai dalam piodalan besoknya dengan air suci dari Beji (sumber air suci) di Pura Luhur Tanah Lot.
Berikut disampaikan informasi pasang surut selama pujawali :
NO | HARI/TANGGAL | PASANG (wita) | SURUT (wita) | PASANG (wita) | SURUT (wita) |
1 | Rabu, 9/01/2019 (Budha Wage Langkir) | 21.00 – 03.00 | 04.00 – 09.00 | 10.00 – 16.00 | 17.00 – 20.00 |
2 | Kamis, 10/01/2019 (Wraspati Kliwon Langkir) | 21.00 – 03.00 | 04.00 – 09.00 | 10.00 – 16.00 | 17.00 – 20.00 |
3 | Jumat, 11/01/2019 (Sukra Umanis Langkir) | 22.00 – 04.00 | 05.00 – 10.00 | 11.00 – 17.00 | 18.00 – 21.00 |
4 | Sabtu, 12/01/2019 (Saniscara Paing Langkir) | 22.00 – 04.00 | 05.00 – 10.00 | 11.00 – 17.00 | 18.00 – 21.00 |