TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941 tahun 2019 ini, masyarakat menggelar beberapa tahapan upacara salah satunya, upacara tawur kesanga. Untuk Kabupaten Tabanan, tawur kesanga diawali di Catus Pata Kota Tabanan, tepatnya disebelah timur Gedung Kesenian I Ketut Mario dan dilanjutkan dimasing-masing perempatan (pempatan) agung Desa Pekraman se-Kabupaten, Rabu (6/3/2019) siang yang dipuput Sarwa Sadaka.
Hadir dalam upacara ini Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, didampingi Kapolres Tabanan, AKBP Made Sinar Subawa, Sekda Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, Anggota DPRD Tabanan, Penglingsir Puri dan OPD di Lingkungan Kabupaten Tabanan, serta Tokoh adat se-Kabupaten Tabanan.
Sementara ritual mepepada ( penyucian hewan yang dimanfaatkan sebagai bahan tawur) dilaksanakan sehari sebelum tawur yakni, pada Selasa (5/3/2019). Hewan yang disembelih untuk sarana tawur caru balik sumpah utama, antara lain, kerbau, sapi, kambing, babi, anjing, itik dan ayam dalam segala warna.
Upacara tawur kesanga ini diawali dengan penyiapan upacara seperti pemasangan sanggar agung dan piranti lainya. Sementara Sarwa Sadaka yang muput adalah, Ida Pedanda Siwa dari Griya Taman Sari Tabanan, Ida Pedanda Buda dari Griya Jadi Tabanan, Rsi Bujangga dari Griya Ngis dan Rsi Mpu dari Griya Gerogak Gede Tabanan serta Ida Cokorda Anglurah Tabanan.
Upacara tawur agung ini digelar secara rutin sehari menjelang perayaan pergantian tahun baru caka, yang dimaksudkan untuk nyomia bhuta kala, yakni mengembalikan buta kala kealam dengan menyediakan persembahan berupa caru tawur agung. Dengan digelarnya upacara ini diharapkan akan tercipta keseimbangan buwana agung dan buwana alit (mikrokosmos dan makrokosmos).
Bupati Eka menghimbau kepada masyarakat Tabanan untuk menjadikan perayaan Nyepi ini sebagai momen introspeksi diri, mengevaluasi kembali segala keberhasilan dan kegagalan yang telah kita alami di tahun sebelumnya. “Jadikanlah perayaan Nyepi sebagai momen introspeksi diri. Karena makna nyepi merupakan ungkapan kasih sayang yang berkonsentrasi pada konsep Tri Hita Karana. Dimana dalam konsep kita diajarkan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan sesama, Tuhan (Ida Sang Hyang Widi Wasa), dan alam semesta. Segala bentuk perbedaan akan menjadi indah apabila kita bisa menjadikan perbedaan tersebut sebagai suatu kekuatan untuk membangun Tabanan yang lebih baik ke depan serta untuk mewujudkan visi Tabanan Serasi”, tandasnya. @humastabanan