JEMBRANA, MEDIAPELANGI.com – Cawapres 02 Sandiaga Uno dalam safari politiknya di Kabupaten Jembrana bertemu dengan kelompok nelayan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana,Selasa (12/3/2019).
Dalam pertemuan dengan nelayan Sandiaga Uno mendapat curhatan dari nelayan terkait harga ikan yang anjlok saat musim panen ikan sehingga merugikan para nelayan.
Mereka mengeluhkan harga ikan yang sangat murah disaat panen ikan. Selain itu,sulitnya nelayan mendapat BBM untuk melaut serta perijinan melaut dan pajak yang membebani nelayan turut disampaikan dalam pertemuan antara Sandiaga dengan nelayan ini.
Menanggapi keluhan nelayan tersebut, Sandiaga Uno pun membuka catatanya.Ia mengaku harus ada regulasi yang jelas baik dalam penyaluran dan penjualan hasil tangkap ikan nelayan agar harga ikan saat panen raya bisa stabil.
“Meskipun penduduk banyak yang mengkomsumsi ikan di Indonesia masih cukup rendah, untuk itu kita harus bangkitkan industrinya tadi.
Disini harus dibangun pengalegan ikan agar ikan harganya stabil,distribusinya kita mudahkan. Nah kita tahun 2016 kita produksi 6,11 juta ton ikan. Paling banyak tuna,cakalang,tongkol. Sempat jadi negara terbesar ke dua setelah china,namun sejak tahun 2011 tangkapan ikan menurun dan terus ada keluhan dimana-mana,nelayanpun teriak karena regulasi yang sulit.
Akhirnya tahun 2018 kita import 266 ribu ton komoditas perikanan ini membuat kita miris nelayan ngeluh harga turun trus negara kita malah import. Nah kita jangan sampai lagi import,kalau kita bisa sendiri buat apalagi kita import,”kata Sandiaga Uno.
Ditambahkan berbagai kebijakan yang pro nelayan memang sangat dinantikan oleh para nelayan tidak hanya di bali tapi juga di Indonesia.
“Janji kesejahtraan bagi kaum nelayan oleh para calon ini diharapkan betul-betul terwujud manakala mereka benar-benar terpilih dan memimpin negeri ini,”pungkas mantan wakil Gubernur DKI Jakarta ini. (ka-ak)