GIANYAR, MEDIAPELANGI.com – Melalui Ubud Royal Week End diharapkan bisa memunculkan para pengusaha muda yang kreatif dan berinovasi. Hal itu disampaikannya saat membuka acara Ubud Royal Week End di Puri Agung Ubud, Gianyar, Jumat (3/5/2019) malam. Karena menurutnya angka pengangguran di Bali masih ada meskipun tidak begitu tinggi, dengan banyaknya pengusaha maka angka itu bisa semakin ditekan.
Lebih lanjut, tokoh Puri Ubud ini juga berharap melalui festival ini masyarakat terutama anak muda lebih memahami budaya. Apalagi tema yang diangkat pada tahun ke-6 yaitu “Culture, Enterpreneur and Tourism” sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Kita berangkat dari budaya, kita harus gali budaya dan melindungi. Salah satu upaya pelindungan juga dengan jalan enterpreneur, kita tontonkan kebudayaan kita biarkan menjadi salah satu komiditi yang bisa mensejahterakan masyarakat, karena kebudayaan diam di tempat juga bisa menjadi beban untuk masyarakat. Terakhir adalah Tourism, karena bagaimanapun pariwisata menjadi ujung tombak kita. Mari kita jalankan ketiganya dengan seirama,” jelasnya.
Hermawan Kartajaya selaku penggagas acara juga menyampaikan pentingnya promosi untuk mengenalkan kebudayaan bagi masyarakat dunia. “Jangan pandang promosi sebuah dosa dan hal negatif saja. Jika kita lakukan dengan benar maka kita bisa mengenalkan budaya kita ke dunia luar sekaligus berupaya untuk melindungi warisan adiluhung ini,” jelasnya. Ia juga mengakui bahwa usaha mempromosikan sekaligus melindungi kebudayaan Bali telah berhasil dilakukan oleh Penglingsir Puri Ubud selama berpuluh-puluh tahun.
Sementara itu Staf Ahli Bidang Pemasaran Pariwisata, Kementrian Pariwisata RI, Prof. Gede Pitana menyambut baik even-even yang telah berlangsung selama ini. Karena even-even seperti ini diyakininya merupakan cara yang ampuh untuk mempromosikan sebuah destinasi pariwisata. “Saya atas nama lembaga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara ini. Terutama untuk bapak Hermawan, ke depan saya harap hal seperti ini bisa ditularkan ke daerah lain. Sehingga promosi pariwisata RI bisa merata,” jelasnya. Bahkan ia mengaku tahun depan akan mengakak Kepala Dinas Pariwisata seluruh Indonesia menghadiri Ubud Royal Week End, sehingga bisa mencotoh usaha ini.
Ia menambahkan, saat UU no 11 tahun 2010 tentang cagar budaya dibuat disusul dengan UU no 5 tahun 2017 tentang perlindungan budaya, amanat kedua UU tersebut adalah agar upaya pelestarian kebudayaan bisa mensejahterakan masyarakat. “Sementara Ubud telah lama mengaplikasikannya. Banyak kegiatan kebudayaan yang dilakukan di Ubud yang ternyata secara tidak langsung telah memberikan manfaat terutama dalam segi ekonomi untuk masyarakatnya,” tandasnya.
Sebelumnya Ketua Panitia Cokorda Gede Ichiro Sukawati, menyatakan bahwa Ubud Royal Week End kali ini merupakan perhelatan ke-6. Dengan mengusung tema “Culture, Enterpreneur and Tourism” diharapkan bisa tercetak para pengusaha muda yang berbudaya dan berguna bagi kelangsunhan pariwisata ke depan. Acara ini berlangsung dari tanggal 2-5 Mei 2019. “Saat siang hari kita adakan diskusi, seminar dan workshop tentang enterpreneur dengan menghadirkan pembicara pengusaha sukses, dan untuk malam hari kami hadirkan berbagai pertunjukan kesenian beserta booth dari para pengusaha muda di Ubud dan sekitarnya,” tandasnya.(*amb)