BANGLI, MEDIAPELANGI.com – Pedagang canang di Kintamani membuat heboh lantaran diduga memaksa wisawatan yang melintas di hutan Suter, Kintamani, Kabupaten Bangli. Kasus tersebut viral lantaran salah seorang wisatawan menulis keluhannya di Facebook.
Dalam tulisannya di Facebook, akun bernama Heru Doank bercerita bahwa pada tanggal 08 Juni 2019 lalu ia dan keluarga berlibur ke pulau Bali. Setelah makan siang di Desa Trunyan, Kintamani ia melanjutkan perjalanan menuju Pura Besakih di daerah Karangasem.
“Untuk menuju kesana saya harus masuk rute hutan Suter. Sebelum masuk kawasan hutan Suter tiba-tiba ada ibu-ibu menyetop mobil saya dan posisinya agak ke tengah jalan. Untuk menghormatinya terpaksa saya harus berhenti dikarenakan takutnya ada acara ke agama-an atau minta tolong,” tulisnya.
Dikatakan, wanita tadi lalu melakukan ritual untuk mendoakan dengan menaruh canang di dashboard mobil dan mewajibkan semua penumpang untuk memakai gelang pemberian dengan dalih untuk keselamatan karena memasuki hutan Suter yang angker dan berbahaya.
“Setelah itu ibu-ibu tersebut meminta syarat untuk diberikan uang, saya kasih Rp10 ribu sebagai pengganti canang yang diberikan ke saya. Tapi ibu tersebut malah meminta lebih sebanyak Rp10 dikali total penumpang yang ada di mobil dengan dalih hutan angker, pinjam jalan untuk melewati hutan Suter, kalau tidak dikasih bisa celaka dan bahaya,” papar akun Heru Doank.
“Itupun saya dipaksa agar semua penumpang di mobil untuk memakai udeng bali, tapi langsung saya tolak, akhirnya dengan terpaksa saya kasih uang total Rp90 ribu, untungnya pada waktu itu saya bawa uang. Mudah-mudahhan ini tidak terjadi sama teman-teman semua dan tidak mengalami seperti yang saya alami untuk bisa lebih berhati-hati dan antisipasi,” kata pemilik akun Facebook Heru Doank.
Pasca viralnya keluhan wisatawan Polisi dan Satpol PP akhirnya melakukan penulusuran dan berhasil menemukan identitas penjual canang yang belakangan diketahui bernama Nyoman Widia Ningsih (34), warga Banjar Surakarma, Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani, Bangli.
“Saya Nyoman Widia Ningsih ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya terkait postingan di fb yang viral tentang pekerjaan saya sebagai penjual canang di wilayah hutan Suter,” kata Widia melalui video yang diunggah akun Instagram @humasresbangli, Sabtu (15/6/2019).
Dalam video permohonan maaf berdurasi 49 detik ini, Nyoman Widia yang saat itu mengenakan jaket warna orange mengaku menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
“Sekali lagi yang mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan saya berjanji tidak akan mengulangi ketidaknyamanan yang dialami (wisatawan) pada saat di sana. Om shanti shanti shanti om,” tutur Widia.
Selain Nyoman Widia, petugas juga memberikan pembinaan dan teguran kepada pedagang lainnya bernama Ni Kadek Tirtawati (60). Kadek Tirtawati juga diketahui berasal dari Banjar Surakarma, Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani, Bangli. (aw)