JEMBRANA, MEDIAPELANGI.com – Pawai budaya sebagai puncak perayaan HUT Ke-124 Kota Negara melibatkan ribuan seniman dengan berbagai karya dan atraksi.
Pawai melibatkan seniman baik dari Jembrana maupun luar Jembrana itu sekaligus menutup rangkaian pelaksanaan HUT Kota Negara yang sebulan penuh diperingati.
Sekitar 3000 seniman menampilkan karyanya di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Kota Negara, Minggu (1/9/2019), yang berakhir di panggung kehormatan dengan disaksikan Gubernur Bali Wayan Koster, Tenaga Ahli Kementerian Pariwisata RI Prof.I Gede Pitana, Bupati Jembrana I Putu Artha serta Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan.
Keterlibatan seniman tidak hanya dari Jembrana , perwakilan dari beberapa kabupaten di luar Bali juga ikut serta, termasuk adat dan budaya dari Papua sebagai cermin dari keragaman nusantara.
Pawai budaya diawali dengan tari cempaka putih yang merupakan tari penyambutan khas Jembrana yang menggambarkan keindahan dan keharuman bunga cempaka putih. Pembukaan pawai ditandai dengan pemukulan Kendang Mebarung oleh Gubernur Koster, bersama Bupati Artha,Tenaga Ahli Kementerian Pariwisata RI Prof. Gede Pitana, Wabup Kembang Hartawan serta Ketua DPRD Jembrana Sri Sutharmi.
Turut diserahkan saat pembukaan pawai , sertifikat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menetapkan kesenian Jegog sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Atraksi pertama dibuka dengan penampilan fragmentari Purwa Nirartha yang menggambarkan kisah awal perjalanan pertama kali Dang Hyang Nirarta dalam menyebarkan agama hindu di Bali, diwarnai berbagai halangan. Fragmentari ini kolaborasi dari tiga sanggar yakni sanggar seni sana sini, sanggar sangita merdangga, serta sanggar seni gayatri.
Berturut-turut,diiringi gamelan Baleganjur, ditampilkan prosesi kirab lambang daerah yang berisi barisan pengasep,cane, tebu, kober, bandrang, tedung agung, lambang daerah serta penampilan duta endek dan jegej bagus Jembrana menggunakan pakaian adat Bali serta busana karnaval. Yang menarik juga ditampilkan barisan menggunakan pakaian bhineka tunggal ika dari 34 provinsi, simbol keragaman serta kekayaan budaya nusantara.
Penghargaan atas keragaman nusantara makin terlihat saat parade siswa adem Papua yang saat ini sekolah diJembrana, turut memeriahkan pawai, menampilkan tarian khas papua.
Berpakaian adat Papua, dan pakaian adat Bali tak ketinggalan dengan ikat kepala merah putih, atraksi mereka sukses mendapat sambutan hangat warga Jembrana. bahkan Gubernur Koster,Bupati Artha, Wabup Kembang Hartawan serta Dandim 1617 Letkol Kav. Djefri Marsoni Hanok turun dari panggung memberikan selamat dan berfoto bersama.
Tak ketinggalan duta kesenian dari luar Bali. Turut berpartisipasi kesenian dari Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jember serta Kabupaten Banyuwangi.
Ribuan warga Jembrana tampak antusias menghadiri pawai budaya yang merupakan penutup dari peringatan HUT ke-124 Kota Negara ini yang dipusatkan diperempatan Simpang Surapati, Jembrana, Bali.
Bupati Jembrana dalam sambutannya mengatakan, Kota Negara sebagai ibu kota Kabupaten Jembrana,memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang dengan dinamika kehidupan masyarakatnya yang semakin berkembang secara berkesinambungan. Di usianya yang ke-124 Tahun 2019 ini, Kota Negara terus berbenah diri untuk menunjukkan eksistensinya baik sebagai pusat pemerintahan maupun sebagai pusat perkembangan ekonomi, politik dan sosial budaya.
Hal ini menurut Artha, tentu tidak terlepas dari perjuangan dan kerja keras selama ini serta dukungan partisipasi dari segenap masyarakat dilandasi semangat perjuangan, persatuan dan kesatuan serta rasa kebersamaan di tengah-tengah kebhinekaan ini. Kondisi itu menjadikan suasana kehidupan kota dan masyarakat Kabupaten Jembrana semakin nyaman, rukun dan damai.
Salah satu bentuk kegiatan seni budaya yang ditampilkan dalam peringatan HUT ke-124 Kota Negara adalah parade budaya. Berbagai kesenian daerah, baik dari Jembrana maupun kesenian dari Bali dan luar Provinsi Bali, bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Bali serta menjaga semangat perjuangan dan persatuan dalam mengisi pembangunan.
Hal ini sejalan dengan program Nawa Cita Presiden Joko Widodo yaitu,memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan Kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga.
“Melalui parade budaya kita bisa memanfaatkan kebhinekaan kita dengan ciri khas budayanya masing-masing dan dengan kearifan lokalnya untuk menjadi sumber energi kemajuan bangsa sekaligus sumber inspirasi bagi seluruh anak bangsa, ” jelasnya.
Artha juga mengajak segenap elemen masyarakat ikut memelihara dan mempertahankan persatuan dan kerukunan dalam kebhinekaan yang telah terpelihara dengan baik selama ini. “Saya berharap kita tidak mudah terhasut dan terprovokasi oleh berita-berita bohong alias hoax yang marak beredar di media sosial, yang dapat memecah belah dan menghancurkan persaudaraan kita.
Mari bersama-sama bulatkan tekad untuk selalu menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI demi terwujudnya ketertiban, keamanan dan kesejahteraan kita semua,” tegasnya.
Sementara Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan kebudayaan Bali harus dibangun dengan sungguh-sungguh , karena Bali hanya bermodal budaya.
“Bali tidak punya tambang atau kekayaan alam seperti daerah lain.Karena itu budaya Bali ini harus dirawat dengan baik, dengan serius, sangat serius malahan. Kalau lalai membangun Bali maka pulau Bali ini tidak ada keistimewaan sama sekali, sama saja dengan yang lainnya,” terang Koster.
Ditambahkan Koster, karena kekayaan Budaya itulah nama Bali menjadi harum dikunjungi wisatawan. Bukan semata karena keindahan alamnya, tapi tradisi, budaya serta kearifan lokal yang menjiwai masyrakatnya selama ini.” Karena itu Pemkab dan Masyarakatnya harus mempunyai arah dan kebijakan dalam membangun budaya Bali. UU juga menegaskan bahwa kebudayaan itu investasi bukan harga atau biaya, jadi jangan dihitung,”tegasnya.
Sesuai dengan visi provinsi Bali, Nangun Sad Kerthi Loka Bali, pembangunan Kebudayaan tentunya akan menjadi prioritas dimasa kepemimpinannya.
Secara khusus Ia juga menyambut baik pelaksanaan Pawai Budaya Jembrana, yang memiliki tujuan yang sangat mulia untuk memberikan ruang kepada para seniman dan masyarakat yang ada di Jembrana untuk mempertontonkan hasil karya budayanya .
“Pawai Budaya harus mampu merepresentasikan kekayaan khasanah budaya Kabupaten Jembrana khususnya di bidang Kesenian . Agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat bukan saja Jembrana sendiri, tetapi juga oleh seluruh masyarakat dunia,”pungkas Koster. (Abhi/humas)