
TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Persaingan para kandidat calon menjelang Pilkada Serentak 2020 di Tabanan mulai hangat.
Adik kandung Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti yaitu I Gede Made Dedy Pratama mengambil formulir pendaftaran calon wakil bupati (cawabup) Tabanan di Sekretariat DPC PDIP Tabanan, Selasa (17/9/2019).
Dedy Pratama datang didampingi pamannya I Nyoman Sudiana yang juga anggota DPRD Tabanan. Mereka diterima Ketua Tim Penjaringan I Gusti Nyoman Omardani.
Usai mengambil formulir Dedy Pratama mengungkapkan, keputusan melamar posisi calon wakil bupati karena dorongan dirinya dan keluarga besarnya. Selain itu, pria asal Banjar Tegeh, Desa Angsri, Kecamatan Baturiti itu juga mempertimbangkan etika.
Sebab PDIP membuka penjaringan cabup dan cawabup, sebagai kader partai siap ditempatkan di mana saja demi Tabanan yang lebih baik. Untuk penjaringan di pilkada 2020 dirinya akan mendaftarkan diri sebagai cawabup Tabanan. “Akan menyerahkan sepenuhnya terhadap mekanisme di PDIP. Dirinya mengaku sangat menghomati induk partai, karenanya dirinya hanya mendaftar sebagai calon wakil bupati,”ungkapnya.
“Kedepanya harus bisa bersatu melihat Tabanan yang sudah baik dan harapan kedepanya lebih baik lagi, kita harus bersatu dalam membangun harus bersama-sama untuk bekerjakeras, Dengan meningkatkan pendapatan yang bisa kita dorong dari beberapa sector diantara pertanian, nelayan, serta pariwisata untuk terus begerak,”ujarnya.
I Gede Made Dedy Pratama merupakan putra kedua dari N Adi Wiryatama yang selama dua periode berturut-turut menjadi Bupati Tabanan, setelah itu dilanjutkan kakak kandungnya Bupati Tabanan 2010 – sekarang Ni Putu Eka Wiryastuti.
Menepis isu politik dinasti Nyoman Sudiana mengatakan, jika apa yang dia jalani saat ini merupakan proses dari kaderisasi partai politik yang harus dilalui dan melanjutkan kepemimpinan di Tabanan. Sebagai keluarga PDIP di Tabanan sekarang sudah besar, sehingga anggapan dinasti selalu di besar-besarkan apalagi banyak yang menyebut orang dinasti Tegeh ataupun Puri Tegeh, maka dari itu kami selaku keluarga bahwa dinasti itu harus diciptakan dan boleh orang lain untuk menciptakan dinasti.
Dengan banyak isu dinasti itu hal yang tidak penting kita ributkan sehingga sekarang dirinya tidak risih menanggapi hal sepeti itu. Semuanya masyarakatlah yang akan menilai. “Tudingan politik dinasti itu sudah melekat dengan saya,” ucapnya. “Yang bisa saya lakukan bekerja sebaik mungkin, ya Pak Adi memang bapak saya dan Ibu Eka kakak saya,” tutupnya.(ka)