
TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Eskalasi politik di Tabanan khususnya di internal PDIP mulai meningkat sejak proses penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati mulai dibuka beberap waktu lalu. Ada sebelas orang yang mengambil formulir dan mendaftar.
Empat orang diantaranya sebagai bakal calon bupati. Mereka berebut rekomendasi dari DPP PDIP khususnya dari Ketua Umum Megawati. Sementara tujuh orang mendaftar bakal calon wakil bupati.
Keempat bakal calon bupati yakni I Komang Gede Sanjaya, I Ketut Suryadi, I Gede Suamba dan I Wayan Widnyana. Sementara tujuh bakal calon wakil yakni I Made Edi Wirawan, AA Nyoman Dharma Putra, I Nyoman Arnawa, I Gede Made Dedy Pratama, Putu Eka Putra Nurcahyadi dan Nyoman Mulyadi. Mereka merupakan kader-kader terbaik yang berani menunjukkann dirinya ikut bersaing. Kemunculan calon-calon ini juga tidak terlepas dari peta kekuatan politik PDI di Tabanan yang terbagai beberapa faksi.
Pertama I Komang Gede Sanjaya yang saat ini menjabat ketua DPC PDIP dan yang juga wakil bupati Tabanan. Dia merupakan kadidat kuat dan memiliki kedekatan dengan putra sulung Megawati Prananda Prabowo sebagai salah faksi yang kuat untuk mendapat rekomendasi. Selain itu juga ada I Gede Suamba yang kabarnya didukung pengurus DPP asal Bali I Made Urip.
Kekuatan lainnya yang tidak bisa dilepaskan dari percaturan politik di Tabanan yakni kekuatan Puri Tegeh. Keberadaan Adi Wiryatama dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti memiliki kekuatan politik yang bisa mengendalikan dan merubah situasi politik di Tabanan.
Kedetakan mereka dengam ketua Umum PDI P Megawati bisa jadi jalan mulus bagi I Gede Made Dedy Pratama juga ikut mendaftar untuk mendapatkan rekomendasi calon wakil Bupati. Meski informasinya masih ada perbedaan pandangan, namun kekuatan politik Puri Tegeh sangat luar biasa.
Lain lagi dengan Ketut Suryadi. Dia terkenal sebagai politikus ulung yang bisa membaca situasi dan perkembangan politik yang terjadi di Tabanan. tidak salah selam tiga periode duduk di dewan Tabanan selau duduk di kursi pimpinan.
Satu kali wakil ketua dan dua periode sebagai ketua dewan yang merupakan rekor tersendiri karena tidak pernah jadi anggota biasa.
Bahkan kini dia terpilih menjadi anggota dewan Bali dan mendapat jabatan sebagai ketua BK. Sementara satu kandidat lagi yakni I Wayan Widnyana alias Regen, meski tidak memiliki koneksi khusua ke pusat, namun pendukungnya di kecamatan Tabanan sangat fanatik yang tidak bisa diabaikan. Apalagi pria ini seperti tanpa beban maju sebagai calon bupati bisa jadi ancaman.
Di posisi calon wakil, dari perhitungan politik, ada tiga kandidat yang memiliki kans kuat untuk bisa mendatpakan rekoemndasi. Salah satunya Edi Wirawan, politikus munggil asal Desa Beraban Kediri ini, sangat lihai memerankan dirinya dalam politik di Tabanan sehingga bisa masuk ke semua faksi yang ada di tubuh PDIP.
Selain itu tentu saja Dedy pratama adik bupati dan putra ketua DPRD Bali N Adi Wiryatama, juga memilik kans yang luar biasa. Meski ada informasi masih terjadi friksi terkait pencalonan Dedy dengan munculnya tagar dinasti yang memberi image negative, namun peluangnya mendapat rekomendasi sangat besar.
Satu lagi kandidat kuat yakni Putu Eka Putra Nurcahyadi yang memang sejak awal digadang-gadang sebgai slah satu kandidiat wakil bupati. Apalagi sebagai peraih suara terbanyak tentu menjadi modal politik yang tidak bisa diabaikan. Meski demikian empat kandidat lainnya juga tidak bisa dianggap remeh.
Dari politik yang berkembang dan sangat dinamis tersebut, akhirnya memunculkan banyak paket-paket yang kemungkin bisa direkomendasikan. Pertama muncul paket Sandy atau Sanjaya Dedy, muncul pula paket Sandi, Sanjaya Edi Irawan, Sanjaya Nurcahyadi. Muncul Paket Sue atau Suryadi Edi dan Suamba Edi. Serta paket-paket lain yang dimunculkan para pendukung masing-masing.
Namun demikian,politik di Tabanan sangat dinamis. Bisa saja anomaly politik terjadi kembali seperti di tahun 2010. Putra Wirasana yang sebelumnya menjadi kandidat terkuat tiba-tiba tersingkir dan kemudian maju lewat partai Demokrat.
Muncul nama Sukaja berpaket dengan Eka Wiryastuti yang direkomendasi DPP PDIP, kemudian dianulir karena gerakan politik dibawah dari faksi yang memang menentang Sukaja, sehingga muncul rekomendasi jilid II Eka-Jaya.
Anomaly politik ini harus menjadi perhatian serius para kandidat, karena tidak menutup kemungkinan mereka yang tidak mendaftar yang direkomendasi. Politik di Tabanan memang penuh kejutan. (*mp/js)