Pelebon Panglingsir Puri Agung Negara, Gung Benny Dikenal sebagai Tokoh Menjunjung Tinggi Toleransi

Pelebon Panglingsir Puri Agung Negara, Gung Benny

JEMBRANA, MEDIAPELANGI.com – Masyarakat Jembrana terutama keluarga besar Puri Agung Negara berduka. Anak Agung Gde Agung Benny Sutedja cucu dari raja jembrana ke tujuh Ida Anake Agung Bagus Negara berpulang.

Kepergian tokoh Puri Negara yang merupakan putra pertama dari mantan Gubernur Bali, Anak Agung Bagus Sutedja ini selain menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga dan masyarakat, termasuk juga warga muslim di Kabupaten Jembrana.

Di mata warga muslim Kabupaten Jembrana, almarhum adalah sosok yang sangat menjunjung tinggi toleransi dengan konsep menyame braya.

“Tentu sangat kehilangan terutama kita generasi muda, di mana kita baru saja menggali tentang awal mula berdirinya puri dan keterkaitan masyarakat Bugis, Makassar dan melayu di Loloan,” kata tokoh Muslim Loloan, Eka Sabara.

Kedekatan Puri Agung Negara dengan tokoh muslim di Kabupaten Jembrana sudah terbentuk sejak jaman kerajaan.

Di mana Raja Jembrana ke empat saat itu menghibahkan 80 hektar lahan di selatan Puri Agung Negara untuk ditempati warga muslim saat itu, yang kini dikenal dengan daerah Loloan Timur dan Loloan Barat.

Sejak saat itulah keakraban antar Puri Agung Negara dan tokoh muslim Jembrana terbina dengan baik hingga sekarang.

Hari ini plebon atau upacara pengabenan Anak Agung Gde Agung Benny Sutedja dilakukan. Kepulangannya menuju tempat peristirahatan terakhir tidak hanya diantar oleh keluarga dan tokoh hindu di Kabupaten Jembrana tapi juga tokoh muslim.

Anak Agung Gde Agung Benny Sutedja yang lahir pada tanggal 17 Oktober 1941, meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar pada 4 Oktober lalu kaena penyakit yang dideritanya. Sesepuh Puri Agung Negara ini meninggalkan seorang istri dan dua orang putra serta satu orang putri yang ke semuanya sudah berkeluarga.(mp/aw-ak)

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.