DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Apresiasi orangtua atas prestasi dan keberhasilan mendorong anak menjadi tumbuh dan berkembang layaknya anak-anak lainnya.
Hal itu terungkap saat Sekolah Al Azhar Syifa Budi Bali menyelenggarakan kajian wali murid bertemakan ‘Menyiapkan Anak Pada Fitrahnya’.
Dalam kegiatan yang diikuti kurang lebih 100 orang yang merupakan para wali murid dan masyarakat umum ini menghadirkan praktisi parenting, Ahmad Rosyadi Lubis.
Kepala Sekolah TK Al Azhar Syifa Budi Bali, Meisafita Istiasari, S.Pd, mengatakan, tanggungjawab pendidikan anak tidak saja sebatas guru di sekolah namun peran orangtua juga sangat diperlukan.
“Misal, anak yang malas belajar bukan karena faktor sekolah tapi dia berangkat ke sekolah sudah dalam keadaan murung sehingga menjadi malas belajar,” ucapnya usai acara di Hotel Werdhapura Denpasar, Sabtu (19/10/2019).
Ditambahkan, dengan digelarnya kajian wali murid ini pihkanya berharap para orangtua dapat merubah mindset bahwa anak adalah investasi karena mereka akan menjadi generasi pengganti keluarganya.
Ketua panitia acara Vita Indra menerangkan, tujuan acara yakni untuk sharing ilmu parenting dan mempersiapkan diri menjadi ORTU BAPER atau agent of change (membawa perubahan) yang mampu melakukan hal tak biasa dalam menyiapkan anak pada fitrahnya.
“Karena untuk mendapatkan hasil di atas rata-rata, kita juga harus melakukan hal di atas rata-rata. Jika kemarin kita masih berteriak istilah Generasi Milenial, itu sudah lewat, sekarang sudah zamannya masuk ke Generasi Z, Generasi Alfa, dan sebentar lagi kita akan memasuki era industri Five Point Zero yang percepatannya 4,5 kali lebih cepat,” jelasnya.
Menurutnya, mereka yang mampu beradaptasi akan mampu melesat dan mereka yang pasif akan jauh tertinggal. Sehingga sebagai orangtua harus berusaha menjadi bagian tersebut dengan menjadi generasi ORTU BAPER dalam mempersiapkan anak menjadi penerus bangsa.
“Ada satu kalimat yang harus digarisbawahi, “age just number but young is forever”. Jika usia adalah angka maka muda itu selamanya dalam artian. Maka kalimat, ahh sudah tua, ahh sudah bukan usianya, itu kalimat kuno yang harus dihapus. Rubah menjadi biar pun sudah tua semangat harus muda. Teruslah muda dalam berprestasi, teruslah muda dalam menggelorakan semangat BAPER demi menyongsong segala iklim kehidupan di era baru ini,” pungkasnya. (mp/aw)