TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Menindaklanjuti surat Pernyataan Pemerintah Provinsi Bali Nomor : 556/666/III/Dispar mengenai penundaan sementara penerbangan dari/ke Tiongkok (Cina) terhitung mulai 5 Februari 2020 hingga waktu yang akan ditentukan kemudian, pihak PHRI Bali langsung meneruskan himbauan tersebut kepada General Manajer Hotel anggota PHRI Provinsi Bali.
Seperti disampaikan oleh Ketua BPC. PHRI Tabanan Gusti Bagus Damara Senin malam (3/2/2020), surat pernyataan PHRI Bali tersebut ditembuskan ke seluruh BPC PHRI Kabupaten/ Kota ditandatangi oleh Direktur Eksekutif DPD PHRI Bali Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag. M.Si tertanggal 3 Februari 2020. Langkah tersebut merupakan tindak lanjut Siaran Pers Kementerian Perhubungan RI No. 44/Sp/II/BKIP/2020 tertanggal 2 Februari 2020 tentang penundaan sementara penerbangan dari/ke Tiongkok.
Dalam surat pernyataan PHRI Bali tersebut, seluruh General Manager Hotel anggota PHRI di seluruh Bali agar segera mendata dan dan menginformasikan jumlah wisatawan Tiongkok yang masih berada di penginapan atau hotel masing-masing. Dijelaskan wisatawan Tiongkok yang rencananya tinggal di Bali melewati batas tanggal tersebut agar segera berkoordinasi ke pihak travel agent/maskapai penerbangan. Data wisatawan Tiongkok tersebut dapat juga dikoordinasikan ke sejumlah badan antara lain : ASITA Divisi Mandarin, WeChat BTB, dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan ditembuskan ke Sekretariat PHRI Bali melalui email: [email protected].
Bagus Damara menegaskan, terkait wabah virus Corona sejauh ini pihak PHRI Provinsi Bali beserta anggotanya sudah terus berkoordinasi agar ada kesamaan persepsi termasuk pelayanan. Hal ini sempat menjadi pembahasan dalam Rakerda PHRI Se-Bali yang digelar pada hari Sabtu (1/2/2020) lalu di Denpasar. Hanya saja Isu Virus Corona dikalangan anggota PHRI se Bali, kini tidak lagi hanya sebatas dampak terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali. Persoalannya sudah agak melebar antara lain soal pelayanan, SOP tindakan dan yang terpenting adalah manajemen koordinasi dan data informasi.
Lanjut Damara sebelumnya sempat dilaporkan ada beberapa mamanjemen hotel kebingungan saat didatangi oleh wisatawan Tiongkok bahkan langsung menolak secara halus sehingga ada kesan kita “mengusir tamu” dimana hal tersebut tidak biasa dilakukan oleh manajemen hotel. “Ini menyangkut pelayanan dan sisi kemanusiaan, informasi saja tidak cukup tetapi juga standard tindakan sesuai kebijakan dari pihak berwenang”, terangnya.
“Ini (wabah Corona-red) adalah salah satu case, ketika terjadi emergency seperti ini pihak PHRI tidak memiliki data base termasuk email seluruh hotel-hotel yang ada sehingga praktis berakibat terhambatanya berbagai informasi yang seharusnya terjadi dua arah dan bersifat segera.
Bahkan ditenggarai di beberapa villa yang diketahui banyak dihuni wisatwan Tiongkok hanya bisa berhubungan dengan Satpam saja. Oleh karena itu Kedepan perlu ada manajemen data dan informasi yang terintegrasi bukan saja dalam hal promosi tetapi juga dalam hal tindakan darurat seperti sekarang ini”, pungkas Damara (mp/kr)