fbpx

Dukung Pembangunan Gedung Majelis Adat, Gubernur Koster Terima CSR Rp 2,5 Milliar dari BNI

Gubernur Bali Wayan Koster saat menghadiri acara Econimic Outlock 2020 yang diselengarakan oleh Bank BNI yang membidangi wilayah Bali dan Nusra di Hotel Sheraton-Kuta, Jumat (14/2/2020)

BADUNG, MEDIAPELANGI.com – Bank BNI menyerahkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 2,5 Milliar  untuk pembangunan gedung Majelis Desa Adat.

“Saya berterimakasih kepada BNI Turut membantu meningkatkan perekonomian kerakyatan di Bali dengan melakukan pembinaan dengan UMKM, ” kata Gubernur Bali Wayan Koster  menghadiri acara Econimic Outlock 2020 yang diselengarakan oleh Bank BNI yang membidangi wilayah Bali dan Nusra di Hotel Sheraton-Kuta, Jumat (14/2/2020)

Diharapkan hal tersebut dapat menjadi contoh bagi perbankan lainnya untuk dapat menunjukan kontrobusi nyata bagi pembangunan bali.

Lebih jauh dalam kesempatan itu juga disinggung Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bali selalu berada dibawah rata-rata nasional, bahkan dalam 2 tahun terakhir merupakan yang terendah diantara seluruh Provinsi di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi juga memberi dampak positif bagi penurunan kemiskinan wilayah. Persentase penduduk miskin di Provinsi Bali cenderung menurun selama periode 2009-2014.

Tingkat kemiskinan di Bali juga jauh di bawah tingkat kemiskinan nasional. Pada triwulan I tahun 2015 persentase penduduk miskin di Bali sebesar 3,79 persen sedangkan kemiskinan di tingkat nasional sebesar 9,41 persen.

Di tingkat wilayah Jawa dan Bali kondisi kemiskinan di Provinsi Bali ini merupakan yang terendah  kedua setelah Provinsi DKI Jakarta.

Kondisi ini tentu tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang telah dilakukan guna kehidupan karma Bali yang sejahtera dan bahagia, sesuai dengan visi Pemerintah Provinsi Bali yaitu “Nangun Sat Kherti Loka Bali”. sehingga tingkat kemiskinan di Bali tetap bertahan pada kondisi rendah dan cenderung menurun.

Disamping itu berbagai kemajuan memang telah dicapai Bali di tahun 2019, namun demikian berbagai kendala  masih perlu mendapat pemikiran bersama, menyangkut  tingginya angka pertambahan penduduk pada setiap tahunnya.

Hal ini tentu membawa konsekwensi terhadap peningkatan penyediaan sarana dan prasarana wilayah, disamping membawa dampak pada terjadinya kerawanan sosial, ketentraman dan ketertiban daerah, serta pengangguran yang semakin meningkat.

Sementara itu, Prospek pertumbuhan daerah di tahun 2020 akan ditentukan oleh seberapa besar realisasi investasi di daerah. Posisi geografis Bali yang strategis yang di dukung dengan stabilitas keamanan daerah yang semakin kondusif merupakan modal pembangunan di Bali.

Namun demikian kondisi ekonomi Bali di tahun 2020 diprediksi masih dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan  dari sisi lapangan usaha, terdapat potensi risiko penurunan laju pertumbuhan penyediaan akomodasi, makan dan minum yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi Bali, seiring masih lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan perbaikan kondisi negara competitor yang menjadi destinasi pariwisata.  Dari sisi permintaan,  masih minimnya permintaan global juga mempengaruhi kinerja ekspor, yang berimplikasi pada tertahannya akselerasi perekonomian Bali.

Berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing berpengaruh pada tertundanya import  barang modal yang menyebabkan terjadinya perlambatan kegiatan investasi di Bali. Terkait dengan prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi makro dan mikro sebagaimana tersebut diatas, secara tidak langsung akan berpengaruh kepada Sektor Perbankan.

Untuk itu Gubernur Koster mengingatkan kepada para pelaku perbankan untuk selalu menjaga target-target perencanaan yang bukan hanya dilihat dari kuantitas semata, tetapi juga secara kualitas dengan memperhatikan kualitas Sumber Daya Manusia di dalamnya.

Begitu juga penyaluran kredit tanpa masalah harus terus diupayakan dan ditingkatkan, prospek keuangan jangan hanya melihat kredit dari agunannya saja, namun harus juga lebih selektif.

Disamping itu, untuk meningkatkan perekonomian Bali, maka saat ini Pemprov Bali sedang menata kembali pembangunan pariwisata Bali agar lebib terstruktur dan terarah.

Diantaranya adalah mengutamakan pembangunan infrastruktur yang akan memudakan mobilisasi masyarakat Bali  dalam menunjang aktivitas ekonominya.

Sementara itu Pimpinan Bank BNI wilayah Bali Nusra, I Made Sukajaya mengatakan bahwa tujuan dari seminar yang bertemakan strategi dalam menghadapi tantangan ekonomi 2020 adalah untuk memberikan masukan bagi para nasabah kiat-kiat apa yang harus dilakuakn dalam menjaga kestabilan ekonomi di tahun 2020.

Untuk itu telah disiapkan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya, sehingga para peserta bisa bertukar ilmu pengetahuan.

Ia juga mengatakan bahwa BNI sebagai salah satu bank BUmN selalu berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam pembanguann pemrintah. Terlebih di Bali dimana visi misi Gubenernur Bali saat ini adalah Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali era Baru merupakan suatu tantangan tersendiri bagi BNI untuk memberikan kontribusi nyata apa kepada pembangunan Bali.

Untuk diketahui bahwa tahun 2019 BNi telah memberikan dana CSR di bali sendiri sebesar 3,5 M baik berupa fasilitas umum, pendidikan, UMKM dan yang lainya.

Untuk itu, ia berharap kedepan BNi semakin bisa brsinergibdengan pemerintah dalam membangun Bali ke arah yang lebih baik. (mp/rls)

 

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.