GIANYAR, MEDIAPELANGI.com – Setiap hari raya Galungan dan Kuningan,masyarakat di Bali kerap menggelar tradisi ngelawang barong.
Hal yang sama juga dilakukan oleh warga Desa Pakraman Puakan, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar Bali, pada Kamis (20/2/2020).
Bedanya, di desa itu tapakan suci Ida Batara yang berperawakan barong dan rangda diarak untuk memohon berkah.
Tradisi ngelawang rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali pada hari Manis Galungan atau sehari setelah perayaan Galungan yang pelaksanaannya dipusatkan di Pura Puseh dan Pura Desa, pakraman Puakan, Desa Taro.
Ratusan warga nampak dengan tertib mengikuti proses ngelawang Tapakan Barong dan Rangda yang disakralkan ini dengan berjalan kaki sambil membawa seluruh perlengkapan uapacara mengelilingi perkampungan warga diiringi suara gamelan.
Tradisi ngelawang ini dimaksudkan untuk memohon kekuatan dan Haanugrah Sang Pencipta agar selalu dilimpahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh warga.
Tradisi ngelawang sudah menjadi tradisi turun temurun, tapakan Barong dan Rangda merupakan simbul dari manifestasi Tuhan atau Sang Pencipta dalam kekuatannya menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam keragaman (Rwa Bhineda). Saat ritual ini berlangsung, juga diikuti oleh warga yang bertempat tinggal tinggal wilayah Ubud Utara.
“Ngelawang dilakukan sebagai salah satu bentuk tolak bala, atau menetralisir pengaruh negatif alam semesta.
Menariknya, saat perjalanan dari pura Puseh dan Bale Agung menuju hutan, beberapa pura yang dilalui juga disinggahi. Tujuannya juga untuk memohon berkah dari pura yang dilalui itu.
Perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki, kemudian pulang juga berjalan kaki, membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan, bisa sampai malam hari. “Tapi, warga tetap antusias.(mp/ka).