Buku Lelintihan Wong Bali merupakan rangkuman dari sumber-sumber resmi yang ada di Bali baik berupa prasasti maupun cacatan lelintihan keluarga yang disampaikan oleh sejumlah Paiketan Pratisentana yang ada di Bali. “Buku ini adalah karya akademis dengan sumber reprensi yang jelas dan pembahasannya masih dibatasi tetang lelintihan Wangsa Wong Bali saja”, tegas Tjokorda Raka Putra.
Sejumlah masukan disampaikan oleh peserta rapat bahwa saat ini ada banyak permasalahan di Bali. Bali ini sudah terkotak-kotak dan hal itu berdampak luas terhadap kententraman warga di Bali. “Sudah saat kita mulai jujur menyampaikan bobrok Bali”, tegas Turah Kusuma Wardana.
Ketua Pasemetonan Ageng Trah Shri Arya Sentong I Gusti Ngurah Putera Eka Santosa mengatakan tujuan dilaksanakan Seminar adalah sebagai konsensus literasi sekaligus undangan bagi sejarawan dan pratisentana Wong Bali dalam menelusuri literasi leluhurnya sebelum buku di cetak pada akhir tahun 2020 yang akan datang, Seminar dilaksanakan di Klungkung sehubungan Klungkung pernah sebagai pusat kerajaan Bali di masa lalu, terangnya.
Sementara Pemerharti budaya asal Tabanan Made Nurbawa berharap, dengan adanya buku Lelintihan Wong Bali nantinya bisa menjadi landasan awal bagi seluruh krama Bali untuk mengenal dan memahami sejarah tatanan Bali agar bisa digunakan oleh krama Bali menelusuri nilai-nilai dasar kehidupan dan keyakinan orang Bali dan selanjutnya dapat dijadikan acuan menelusuri kondisi Bali dalam realitas kekinian sehingga bisa dijadikan alat “diagnose” memahami problema Bali menuju kondisi Bali yang ideal,” pungkasnya. (*mp/kr)