DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Dalam pelaksanaan acara Webinar bertema Bali’s New Normal Series II Road Map to Bali’s Next Normal (Is Bali ready for a MICE Business?) yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom.
Dalam acara tersebut hadir pula Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali, Trisno Nugroho, Ketua BTB / GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Webinar juga diisi dengan sejumlah pembicara mulai dari Kepala Politeknik Pusat MICE Jakarta Christina L Rudatin, DOSM Westin Resort Nusa Dua dan BICC Saraswati Subadia, Direktur Pengembangan Bisnis EMEA at Simpleview Christian Ortlepp.
Dalam kesempatan tersebut hadir juga Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati serta tentu melibatkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Wishnutama Kusubandio Kamis,(28/5/2020) di Ruang Rapat Wagub Bali Renon, Denpasar.
Dalam kesempatan tersebut Wishnutama menyampaikan, optimis bahwa MICE di Bali akan kembali bangkit. Potensi ekonomi dari penyelenggaraan MICE sangat tinggi dan menjadi bagian strategis dari pariwisata.
“Tentu perlu disusun dengan sebaik- baiknya, secermat cermatnya terkait SOP pelaksanaan MICE nantinya,”katanya.
Langkah pertama yang harus dilakukan, merumuskan protokol the new normal MICE dan menggabungkannya dengan inovasi. Dengan penawaran hal yang berbeda dan didukung dengan pelaksanaan protokol yang disiplin dan detail.
“Selain itu penting juga dipersiapkan sanksi bagi yang melanggar. Maka dengan demikian akan tercipata rasa aman dan nyaman ketika berkunjung ke Bali,” jelasnya.
Tentu harus optimis bahwasanya Dirinya menambahkan, pariwisata Bali akan bangkit dan MICE menjadi core devisa pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, Bali memiliki salah satu produk unggulan yaitu MICE Tourism.
Keberhasilan Bali menyelenggarakan MICE tidak lepas dari dukungan beberapa faktor contohnya, jumlah akomodasi kamar, ruang rapat atau venue, dan fasilitas infrastruktur penunjang lainnya yang memadai.
Selain itu, keramahan penduduk Bali dan keindahan dan kedamaian alam Pulau Dewata juga turut mendorong Bali sebagai destinasi MICE dunia.
“Jika dilihat beberapa kongres atau pertemuan tingkat dunia yang pernah diadakan di Bali dan berjalan sukses misal, APEC 2013, IMF-World Bank Annual Meeting 2018 serta konferensi bertaraf internasional lainnya,” paparnya.
Dengan terjadinya Pandemik COVID-19 yang menyebar di hampir di seluruh negara di dunia,beberapa kegiatan MICE yang sudah direncanakan penyelengaraanya di Bali seperti Asia Pacific City Summit and Mayors, International Conference on Human Rights and Human Dignity, KTT Perubahan Iklim Dunia ditunda penyelenggaraannya.
COVID-19 telah melahirkan budaya baru yang disebut sebagai “era new normal”. Agar Bali bisa ambil bagian di era new normal ini, ada beberapa persyaratan/protokol yang harus dipenuhi, seperti memenuhi setandar kebersihan, memenauhi setandar kesehatan dan memenuhi standar keamanan.
“Melihat kekuatan dan potensi Bali dalam rangka penyelenggaraan MICE beberapa tahun terakhir, mau tidak mau Bali harus mengikuti apa yang disyaratkan di dalam ketentuan-ketentuan protokol kesehatan tersebut,” sebutnya.
Kedepan agar tetap menjadi tempat favorit penyelenggaraan MICE, Bali harus mampu berinovasi dan menyajikan sesuatu yang baru. Salah satunya adalah menawarkan konsep MICE baru yaitu pertemuan di ruang terbuka dengan demikian Bali dapat tetap unggul.
“Dengan keramahan penduduk Bali, penyelenggaraan MICE yang dijamin dapat berlangsung aman, dan keindahan alam yang memberi inspirasi kepada peserta MICE, serta implementasi protokol kesehatan yang sesuai dengan standar internasional akan menjadikan Bali tetap sebagai destinasi MICE terbaik di dunia,”tutupnya.(*mp/rls)