GIANYAR, MEDIAPELANGI.com – Bupati Gianyar, Bali, Made Mahayastra mendorong usaha pertanian di sisa lahan pekarangan rumah guna meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan pangan, dalam menghadapi pandemi COVID-19, dengan mengunjungi kreativitas masyarakat di Banjar Tengah Desa Bedulu.
Bupati Mahayastra mengapresiasi upaya dan kreativitas masyarakat di Banjar Tengah, Desa Bedulu, yang memanfaatkan lahan tersisa di pekarangan rumah untuk bercocok tanam, demikian siaran pers Diskominfo Gianyar yang diterima di Gianyar, Bali, Selasa (21/7/.2020).
Dalam kunjungan ke Desa Bedulu, Senin (20/7/2020), Bupati bersama Ketua PKK Gianyar Adnyani Mahayastra melihat masyarakat berhasil menyulap bale banjar menjadi tempat pembibitan tanaman untuk selanjutnya akan dititip di masing-masing rumah warga untuk dipelihara dengan sistem bagi hasil.
Kepala Adat Banjar Tengah Desa Bedulu I Ketut John menjelaskan ide awalnya adalah pada masa pandemi COVID-19 beberapa bulan lalu.
Saat itu, masyarakat dianjurkan untuk beraktivitas di rumah, yang untuk mengatasi hal tersebut para prajuru adat dan didukung oleh Anggota DPRD Gianyar dari Fraksi PDIP asal Desa Bedulu, Gusti Ngurah Made Serana berinisiatif bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan terbatas atau lebih dikenal dengan istilah urban farming untuk kemudian dititip di rumah warga.
Untuk tahap awal, menurut Ketut John, dibuat sekitar 600 bibit dalam polybag untuk tanaman cabai, tomat, timun, selada dan bunga mitir.
Untuk tempat pembibitan pihaknya memanfaatkan balai banjar, untuk kemudian nanti setelah tumbuh bibit akan dititipkan di masing-masing warga yang ada di empat tempekan di Banjar Tengah.
“Selama masa pembibitan, pihaknya bekerja sama dengan PKK banjar, untuk bergantian menyiram dan memberi pupuk,” kata I Ketut John.
Untuk pupuk mereka memakai pupuk organik dengan memanfaatkan limbah rumah tangga. Begitu juga dengan tanah yang mereka pakai untuk media di polybag juga memanfaatkan tanah di got atau selokan, selain cukup subur juga untuk menjaga kebersihan selokan agar tidak mampet saat musim hujan.
“Kami berupaya memanfaatkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar dulu, bagaimana lingkungan menjadi bersih dan memberikan manfaat bagi warga masyarakat kami,” jelas Ketut John.
Untuk sistem titip tanam nanti warga diserahkan tiga bibit tanaman. Jika suatu saat nanti ada hasil akan dibagi tiga, artinya satu untuk pemilik rumah dan PKK.
Proses ini akan dipantau terus baik itu pertumbuhan maupun pupuknya. Nanti PKK di masing-masing wilayah yang akan terus memantau. Ke depan, kemungkinan ada seribu tanaman yang akan disebar.(ant)