KARANGASEM, MEDIAPELANGI.com – Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menyatakan bahwa pihaknya akan menggandeng Fakultas Pertanian UNUD untuk menciptakan bahan baku dupa dan parfum dari Bunga Kasna (Edelweis).
Hal ini dilakukan untuk membangkitkan semangat warga petani dalam meningkatkan pembudidayaan Bunga Kasna, dengan harapan mampu memutar perekonomian di daerah pedesaan dengan stabil.
Ny Putri Koster mengatakan hal itu saat menghadiri upacara ‘Ngatag’ yang bertepatan dengan rahinan Tumpek Uduh, di Taman Edelweis di wilayah Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Sabtu (22/8/2020).
Pada kesempatan tersebut Ny. Putri Koster menyampaikan, Bunga kasna atau yang biasa dikenal oleh masyarakat umum terutama wisatawan sebagai sebutan Bunga Edelweis, hanya bisa tumbuh di tempat atau di dataran tinggi, bersuhu dingin dan tanah dengan karakter berpasir.
Tanaman ini bisa dilihat terhampar di atas lahan seluas 1 hektar di wilayah Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem,”ungkap Putri Koster.
Jika dikaitkan dengan fungsinya, Bunga Kasna sangat diperlukan sebagai salah satu sarana ‘banten’ yang digunakan saat rahinan Galungan saja, sehingga setelah itu pemanfaatan bunga ini akan berhenti sejenak. Bunga Kasna hanya digunakan setiap enam (6) bulan sekali. Hal ini secara tidak langsung memberikan efek kurang baik bagi perekonomian dan semangat para petani,”katanya.
Melihat kondisi tersebut, Ny Putri Suastini Koster di sela-sela waktunya mengunjungi Taman Edelweis di Desa Temukus, menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Bunga Kasna sebagai bahan baku untuk membuat dupa dan parfum.
Selain itu, lanjut istri Gubernur Bali ini juga mengajak mengajak warga setempat khususnya petani Bunga Edelweis untuk mulai mengkreasikan Bunga Kasna menjadi rangkaian bunga yang berbentuk buklet bunga, atau sebuah ucapan dalam bentuk karangan bunga.
Didampingi sejumlah anggota dari Dekranasda dan TP PKK Provinsi Bali, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Karangasem dan pengelola Taman Edelweis, Ny Putri Koster mengungkapkan, ke depan pihaknya akan menggandeng Fakultas Pertanian Universitas Udayana untuk menciptakan bahan baku dupa dan parfum tersebut, sehingga petani Bunga Kasna kembali bergairah untuk menanam dan merawat tanaman indah ini.
“Sebagai warga lokal kita harus jeli melihat peluang, jangan sampai kita hanya menjadi penonton dari sumber daya yang kita miliki dan harusnya bisa kita kembangkan,” ujarnya, mengingatkan.
Cara atau sumber pembuatan bahan baku dupa dan parfum dari Bunga Kasna, maka ke depan kebutuhan terhadap bunga ini akan semakin banyak, dan petani juga dipastikan akan bersemangat.
“Sasaran kita selain menjadikan Bunga Kasna ini sebagai bahan baku dupa dan parfum, juga melalui instansi terkait yang akan mendampingi petani dan pengelola Taman Edelweis, dapat menjadikan Bunga Kasna bisa masuk ke hotel dan restoran, yang tentunya sudah dalam bentuk rangkaian bunga yang dihias dan dipadupadankan dengan bunga lokal,” ucapnya.
Anugerah semesta yang menunjukkan bahwa bunga ini hanya dapat tumbuh di lahan tanah berpasir, diharapkan bahwa bunga ini selain menjadi maskot, juga menjadi wilayah satu-satunya di Bali untuk dikunjungi oleh wisatawan jika ingin menikmati indahnya warna Eedelweis yang terdiri atas tiga (3) jenis yakni tanaman kasna (edelweis) yang dapat berbunga, tanaman kasna yang tidak dapat berbunga dan tanaman kasna memiliki aroma yang sangat harum.
Ny Putri Koster juga memberi edukasi kepada sejumlah mahasiswa yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata dari salah satu perguruan tinggi di Bali, agar mereka sebagai generasi penerus bangsa turut serta dalam membangun Bali, khususnya yang terlibat langsung di tengah masyarakat, misalnya menemukan metode pengembangan keilmuan dalam menciptakan ide baru yang nantinya dapat digunakan oleh banyak orang.
Selain itu, Ny Putri Koster juga menyampaikan bahwa Taman Edelweis Karangasem ini sudah kembali dibuka untuk dikunjungi wisatawan, terutama domestik yang saat ini sudah mulai berdatangan ke Bali.
Namun dengan tetap menerapkan tatanan kehidupan pola baru yakni penerapan protokol kesehatan di mana dan kapan saja dalam hal memutus penyebaran dan mata rantai penularan Covid-19 yang hingga saat ini masih terjadi.
“Mulailah kembali beraktivitas dengan normal namun tidak melupakan penerapan protokol kesehatan agar imun tetap kuat, badan tetap sehat dan Virus Corona jauh dari diri kita semua,” kata Ny Putri Koster.
Sementara itu, Ketua Pengelolaan Taman Edelweis Bali I Wayan Sudiana mengatakan bahwa pertama kali taman ini dibuat lantaran sebelumnya terjadi erupsi Gunung Agung pada tahun 2018 lalu.
Destinasi pariwisata dan spot baru bagi wisatawan yang didirikan bersama kelompok masyarakat ini memang memiliki taksu tersendiri untuk mendatangkan pengunjung. “Nama Edelweis menjadi magnet untuk mengabadikan momen di taman keabadian lembah putih ini,” ujar Sudiana.
Selain memberi edukasi penerapan protokol kesehatan bagi warga dan pengunjung, Ny Putri Koster juga berkesempatan menyerahkan 100 paket sembako dan 1.000 masker bagi warga setempat.(*mp/rls)