TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Gubernur Bali Wayan Koster memberikan apresiasi dan dukungan terhadap diberlakukannya kebijakan dan regulasi dalam mempermudah transaksi pembayaran antara pedagang dan pembeli, khususnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.
Pihaknya akan mendorong agar fasilitas ini dapat digunakan oleh pelaku UMKM di Bali, karena pandemi Covid-19 ini memberi dampak yang sangat besar terhadap perekonomian Bali, yakni pertumbuhan perekonomian Bali mengalami kontraksi yang cukup parah untuk pertama kalinya, di mana sesuai data BI dan BPS Bali pada kuartal I Bali mengalami kontraksi sebesar 1,14% dan pada kuartal II Bali mengalami kontraksi sebesar 10,98%.
“Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan sejumlah perbankan terus melakukan upaya pemulihan, khususnya pada sektor pertanian, koperasi dan sektor informal lainnya,” ujar Gubernur Koster saat digitalisasi pembayaran kawasan pariwisata dan soft launching web pasar se-Bali dalam rangka menyambut tatanan Bali Era Baru, di Kebun Raya Bali, Kamis (24/9/2020).
Gubernur dalam sambutannya juga minta BRI dan BI terus berinovasi di masa pandemi ini untuk terus meningkatkan kualitas layanannya berupa digitalisasi pembayaran kawasan wisata seperti yang difungsikan pada Kebun Raya Bedugul ini, sebagai kemajuan di dalam penyelenggaraan di bidang kepariwisataan dengan menggunakan teknologi digital.
Dikatakan pasar-pasar tradisional juga sudah masuk dan aktif menggunakan layanan teknologi digital yakni melakukan promosi dan transaksi elektronik melalui online dan tergabung dalam web.pasar se-Bali dengan jumlah 141 pasar, hingga menembus komunitas perekonomian rakyat Bali paling bawah. Hal ini menunjukkan spirit BRI yakni spirit kerakyatan juga kemajuan pesat bagi pelaku-pelaku perekonomian tradisional yang mau bergeser melakukan transformasi ke arah atau terobosan yang lebih baik dan bersifat modernisasi.
Karena dengan menerapkan sistem layanan seperti ini, maka transaksi akan dapat dilakukan dengan cepat, mudah, murah dan aman serta mengurangi resiko-resiko yang berkaitan denagn aktivitas yang berkaitan dengan kondisi sehari-hari.
Gubernur Koster menambahkan jika ekonomi Bali ingin kembali bergerak, maka tidak ada pilihan lain bagi masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dalam tatanan kehidupan era baru ini. “Bagaimanapun kehidupan harus tetap berjalan ke depan, dan Virus Corona yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda untuk lenyap sebaiknya mulai kita hadapi dengan penanaman kedisiplinan yang dimulai dari dari kita sendiri,” ujarnya.
Sementara Pemimpin Wilayah BRI Kanwil Denpasar Ida Bagus K Subagia mengatakan dalam mendukung pemulihan ekonomian nasional khususnya Bali sekaligus mempermudah transaksi, BRI dan BI bekerja sama menginisiasi dan mengembangkan program digitalisasi kawasan pariwisata berbasis QRIS dan BRIS yang hingga saat ini jumlah penyaluran QRIS BRI se-kantor wilayah BRI Denpasar sebanyak 2.402 dan untuk Provinsi Bali 1.790 merchant UMKM yang sudah berbasis QRIS. Sedangkan untuk uang elektronik BRIZI penggunaannya sekantor wilayah Denpasar sebanyak 862 ribu dan untuk Provinsi Bali mencapai 688 ribu pengguna.
Untuk mendukung pemulihan perekonomian di masa pandemi Covid-19, BRI juga menerbitkan desain khusus edisi kebun raya yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran di kawasan Kebun Raya Bali bagi pengunjung, selain mempermudah transaksi pembayaran untuk lebih cepat, mudah, murah dan aman transaksi non-tunai dengan QRIS juga berfungsi untuk meminimalisir kontak fisik antara penjual dan pembeli melalui uang kartal.
Dengan adanya metode pembayaran berbasis digital dapat menjadi salah satu upaya pembayaran non-tunai yang cepat, mudah, murah dan aman di era adaptasi kebiasaan baru. Kawasan ini dipilih menjadi tempat digitalisasi pembayaran kawasan wisata dan soft launching web.pasar karena menjadi salah satu destinasi kunjungan pariwisata favorit dengan rata-rata kunjungan sebelum pandemi sebanyak 1.000 sampai 3.000 wisatawan per harinya yang memiliki lokasi strategis dengan banyaknya usaha UMKM yang bergerak dengan hasil bumi dan pertanian. Untuk Pasar Mertasari di kawasan Kebun Raya Bali ini, BRI sudah membranding sebanyak 147 pedagang pasar dengan menggunakan QRIS BRI.
Sebagai dukungan BRI terhadap UMKM agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi ini, maka BRI menciptakan inovasi baru yang disiapkan bagi pelaku usaha mikro, super mikro dan BPUM (Banpres Usaha Mikro) ditujukan untuk membantu dan menjadi solusi dan alternatif agar tetap berjualan dan tetap berinteraksi dengan pembeli tanpa harus bertatap muka.
Dukungan digitalisasi transaksi di pasar-pasar ini ditujukan agar para pedagang terbantu memasarkan barang dagangannya kepada pembeli secara virtual dengan jenis sembako, daging dan lain-lain. Web pasar.id adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan akan diarahkan ke pasar terdekat dengan lokasi tempat tinggal di pembeli dan pembayaran juga dapat dilakukan dengan cara nontunai yakni transfer rekening ataupun QRIS.
Saat ini sudah terdapat 309 web pasar BRI se-Kanwil Denpasar yang meliputi Bali Nusra dengan jumlah pedagang yang sudah terdaftar sebanyak 2.398 pedagang. Sedangkan untuk wilayah di Provinsi Bali terdapat sebanyak 141 web pasar dengan jumlah pedagang 1.250 orang.
Transaksi non-tunai juga merupakan model transaksi non-tunai yang sangat bagus dan berkualitas, sehingga di masa Covid-19 model pembayaran seperti ini adalah pilihan tepat bagi kita yang sadar akan bahaya virus dan ingin memutus mata rantai Covid-19 yang sudah memasuki bulan ke tujuh ini. (*mp/rls)