DENPASAR,MEDIAPELANGI.com – Gubernur Bali Wayan Koster bersama Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose dan Kasdam IX/ Udayana Brigjen TNI Candra Wijaya turut mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 melalui video conference dari Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Rabu (28/10). Acara yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini diikuti segenap Gubernur se-Indonesia, jajaran TNI/ Polri dan kalangan pemuda se-Nusantara dari daerahnya masing-masing.
Dalam arahannya Presiden Joko Widodo mengatakan, Sumpah Pemuda merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia. Karena peristiwa 92 tahun lalu itu merupakan momentum bersejarah.
“92 tahun lalu, ketika pemuda dari seluruh penjuru Nusantara menyisihkan perbedaan di antara mereka yang beragam suku agama dan bahasa daerah untuk bersumpah menjadi Indonesia yang satu. Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Dan Satu Bahasa,” kata Jokowi yang memberikan arahan langsung dari Istana Negara, Jakarta.
Menurut Presiden Jokowi, semangat Sumpah Pemuda hingga kini tak pernah padam. Apalagi di dalam arus besar globalisasi, yang sering terjadi adalah persaingan sengit antarnegara dan juga antarindividu. Menurutnya, tidak jarang kompetisi itu berujung pada upaya saling mengalahkan dan menghancurkan. Hal itu menjadi energi negatif yang merugikan kita semuanya. Sumpah Pemuda justru membawa energi positif yang menyatukan.
“Persaingan dan perbedaan tidak harus membuat kita melupakan adanya masalah-masalah bersama, kepentingan-kepentingan bersama maupun tujuan-tujuan bersama. Yang semuanya bisa kita selesaikan dengan cara bersatu dan bekerja sama,” tegasnya mengingatkan.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali mengatakan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang luar biasa. Dimana sangat berbeda pada peringatan Hari Sumpah Pemuda pada tahun-tahun sebelumnya.“Tidak ada upacara bendera. Tidak ada kegiatan yang menghadirkan keramaian, seperti peringatan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Zainudin yang tersambung dari Manokwari, Provinsi Papua Barat .
Zainudin mengatakan semangat Sumpah Pemuda 92 tahun yang lalu masih tetap relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Disebutkannya, jika 92 tahun yang lalu semangat persatuan untuk membebaskan diri dari penjajahan, maka kali ini adalah untuk melawan COVID-19.
“Maka semangat persatuan itu masih sangat dibutuhkan untuk saat ini untuk bersama-sama mengatasi pandemi covid-19. Sekaligus untuk bangkit bersama, untuk menyongsong kemajuan bangsa,” ajaknya.
Semangat Sumpah Pemuda tahun ini menurut Zainudin harus menjadi momentum bagi pemuda. ” Tidak hanya bangkit menghadapi keterpurukan di berbagai lini dan sektor kehidupan. Tetapi pemuda Indonesia juga memiliki peran yang sangat besar untuk menjadi contoh di masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19 dengan menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” jelasnya.(rls)