NEGARA, MEDIAPELANGI.com – Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan ke seluruh masyarakat yang ada di dunia. Menyikapi hal ini, Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster mengajak untuk mengambil hikmah atas apa yang tengah terjadi.
“Mungkin alam mengajak kita jeda sejenak, untuk memikirkan apa yang sudah kita lakukan selama ini terhadap semesta. Semoga hal ini menjadikan kita tahu bahwa alam membutuhkan perhatian kita sebagai manusia untuk kembali saling menghormati keberadaan mereka sebagai habitat alam yang saat ini mungkin juga sudah merasa terusik dengan tangan-tangan yang kurang konsisten menjaga kebersihan udara,” ujar Ny. Putri Koster saat menjadi narasumber Dialog dengan tema “Tanggap Covid-19, Ingat Pesan Ibu 3M”, Selasa (17/11/2020) di Radio Dirgantara.
Selain mengingatkan pada ‘Pesan Ibu 3M’ (memakai masker kapanpun dan di manapun berada, mencuci tangan setiap saat dengan menggunakan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak dengan orang lain), Ny. Putri Suastini Koster juga mengingatkan tentang 3B yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Yakni ‘Berdoa’ sebelum melaksanakan aktivitas, kemudian ‘Berupaya’ untuk beraktivitas dan berkreativitas karena ibu ibu itu banyak memiliki inovasi serta jangan lupa untuk ‘Bersyukur’ di mana kita selalu pandai mengambil hikmah di setiap musibah.
Ny. Putri Suastini Koster dalam dialognya yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Jembrana Ny. Ari Sugianti Artha menambahkan masa pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir sembilan bulan telah meluluhlantakkan perekonomian masyarakat Bali yang sebagian besar mengandalkan pendapatan dari sektor pariwisata.
Kondisi ini mengharuskan semua pihak beralih haluan dalam memenuhi kebutuhan dapur, baik dengan inovasi dengan ide-ide dan bakat baru. Salah satunya adalah memanfaatkan halaman rumah menjadi HATINYA PKK yakni halaman/ taman asri, tenteram, indah dan nyaman yang bermanfaat dan menghasilkan bahan makanan pokok sehari-hari, seperti sayur, cabai, terong, tomat dan lainnya.
Dengan begitu dapat mengembalikan pada fungsinya, yakni memenuhi kebutuhan dasar dalam pemenuhan pangan. Dengan pandemi Covid-19 ini, jika diambil hikmahnya seorang ibu yang sedang berkarier dapat kembali merasakan fungsinya sebagai seorang pendidik bagi anak-anaknya, terutama dalam menghadapi ancaman radikalisme yang dapat menghancurkan karakter anak anak sebagai generasi penerus.
“Semakin kuat asuhan dan didikan kasih sayang seorang ibu akan menghasilkan membentuk karakter anak yang tangguh, 3 tahun pertama kita mendidik dan menjaga anak, 300 tahun generasi akan terawat,” ujar Ny. Putri Koster.
Peran ibu dan TP PKK saat pandemi ini tentu saja memberikan kesempatan bagi para wanita karier untuk kembali mencurahkan perhatiannya kepada keluarga, khususnya anak-anaknya. Dengan demikian, tanggung jawab untuk mengasah karakter dan moral anak-anaknya menjadi tanggung jawab ibu, yang juga ditambah dengan tanggung jawab berupaya ikut mencari tambahan pemasukan saat tidak ada penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga.
Dengan landasan kasih sayang, maka seorang ibu dapat melahirkan ide baru dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. “Untuk melindungi masyarakatnya dari wabah pandemi, maka setiap individu wajib mematuhi anjuran pemerintah yang dibantu sosialisasi oleh TP PKK seluruh Bali,” imbuhnya.
Menurutnya, siapapun harus tenang dalam menjalani dan menghadapi sesuatu yang sedang menghampiri hidup sebagai musibah dan cobaan hidup. “Seorang ibu jangan ikut panik dan menyerah dalam sebuah kondisi apapun, karena dalam keadaan tenang akan memunculkan ide-ide baru dalam menumbuhkan bakat terpendam. Contohnya saat pandemi Covid-19 mewabah dan membuat sebagian besar perekonomian Bali terpukul, maka banyak sekali muncul bakat dari seorang perempuan/ ibu dalam upayanya meneruskan kehidupan,” tegas Ny. Putri Koster.
Dikatakan istri adalah tempat untuk berkeluh kesah dan menceritakan beban yang dirasakan seorang suami. Dan jangan sampai terjadi kekerasan dalam rumah tangga disaat perekonomian keluarga sedang berada di bawah. Karena selain sebagai seorang ibu, istri juga sebagai dewi yang penuh kasih sayang.
Di era Covid-19 mari semua mengikuti imbauan pemerintah, selain menaati 3M seluruh masyarakat juga diharapkan mampu menghindari kerumunan dan keramaian. Jika ada piodalan atau upacara yadnya, bukan piodalannya yang ditiadakan namun berusahalah untuk memberi ruang lebih lama bagi para pemedek untuk tangkil.
“Jika biasanya nyejer 3 hari ya saat masa Covid-19 bisa diperpanjang menjadi 5 hari agar tidak terjadi kerumunan pemedek. Sehingga dengan pola baru terutama dalam persembahyangan (tidak perlu menunggu pemedek menjadi satu dan numplek untuk sembahyang) dan pasar (diberlakukan pasar 24 jam sehingga ada kelonggaran waktu) akan dapat mengurangi kerumunan atau keramaian dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan jangan kendor,” ujarnya.
Penerapan protokol kesehatan 3M dan peningkatan kewaspadaan tetap dilakukan, ketat dalam mentaati imbauan untuk Prokes dan jika positiflah mari kita turunkan ketegangan agar imun setiap penderita Covid-19 dapat naik kembali. Disarankan bagi OTG untuk memilih tempat karantina yang nyaman dan terisolir dari masyarakat sehingga bisa beraktivitas seperti biasa dan menaikkan imun tubuh dengan baik.