BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Warga Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, mulai gencar melakukan penanaman kembali pohon aren untuk meningkatkan produksi gula aren alias gula bali sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan.
Ketua Komunitas Aren Desa Pedawa dan Kelompok Tani Getah Uyung Ketut Sudi Harta di Singaraja, Selasa, mengatakan sejak dahulu Desa Pedawa terkenal sebagai penghasil gula aren atau gula bali dengan citarasa yang khas dan istimewa sehingga gula itu cocok sebagai pelengkap makanan dan minuman.
“Gula Pedawa juga cocok digunakan sebagai pelengkap minuman kopi,” kata Sudi Harta saat bertemu Bupati Putu Agus Suradnyana.
Namun, lanjut dia, keberadaan pohon aren sebagai penghasil gula di areal Desa Pedawa terus berkurang. Saat ini pohon aren hanya tinggal sekitar 10 persen dari jumlah pohon aren yang ditanam para leluhur.
“Penyebabnya, salah satunya alih fungsi lahan,” katanya.
Berkurangnya pohon aren di Desa Pedawa tentunya memengaruhi produksi gula aren di desa itu. Padahal, gula aren dari Desa Pedawa sebelumnya menjadi primadona bukan hanya di Buleleng, melainkan juga di wilayah lainnya di Bali.
“Di tengah pandemi ini, kami ingin mengembalikan citra gula aren Pedawa, sekaligus berupaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” katanya.
Sudi Harta berharap, melalui dukungan dari Pemkab Buleleng bersama masyarakat setempat, Komunitas Aren dan Komunitas Getah Uyung dari Desa Pedawa akan menggarap kembali lahan warga yang masih kosong untuk ditanami pohon aren.
“Kami akan garap mulai dari pembibitan, penanaman hingga produksi gula bali dari Pedawa,” katanya.
Terkait pemasaran, kata Sudi Harta, gula Bali Pedawa sebenarnya sudah bisa dipasarkan dengan baik, bukan hanya dipasarkan di wilayah Bali, namun sudah dipasarkan di seluruh Indonesia.
“Kami yakin, kalau ini dikelola dengan baik seperti kita menanam cengkeh, hasilnya juga tidak akan kalah dengan hasil cengkeh,” katanya.
Sudi Harta menambahkan untuk pohon aren sendiri dari pembibitan hingga siap diproduksi menjadi gula aren memang memakan waktu yang cukup lama.
Melihat kondisi di lapangan bahwa saat ini pohon aren sudah diambang kepunahan. Dengan demikian pihaknya berharap kepada Pemkab Buleleng melalui dinas terkait bisa mengatasi hal tersebut, sehingga ke depan pohon aren yang merupakan bahan dasar gula Bali Pedawa ini bisa teratasi kekurangannya.
“Di hulu, melalui pembibitan mungkin kita disokong. Di hilir kelemahan kita di pengemasan, semoga bisa dibantu baik dari peralatan dan sebagainya,” tutup Sudi Harta.
Sementara itu, Bupati Putu Agus Suradnyana mengatakan guna meningkatkan daya jual gula aren Pedawa (gula merah) sebagai salah satu produk unggulan yang diproduksi oleh masyarakat Desa Pedawa, Pemkab Buleleng akan menyiapkan merek dagang.
“Selain itu, akan dilakukan pengemasan yang baik sehingga mampu meningkatkan daya saing dan daya jual yang lebih tinggi di pasaran,” katanya.
Agus Suradnyana juga menjelaskan pengemasan yang baik diperlukan guna meningkatkan daya jual gula Bali Pedawa.
Namun, sebelum itu, peningkatan produksi akan dilakukan. Dengan mengajak masyarakat sekitar untuk melakukan pembibitan dan penanaman pohon jaka (aren) melalui Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.
Selanjutnya, dilakukan penanaman di beberapa tempat di Desa Pedawa.
“Karena dulu perkebunan jaka (aren) di Desa Pedawa sudah dialih fungsikan menjadi kebun cengkih,” katanya.
Gula Bali Pedawa masuk dalam kategori The Spirit Of Sobean Buleleng. Oleh sebab itu, dirinya juga menginstruksikan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disdagprinkop UKM) Kabupaten Buleleng untuk mengoordinasikan usaha pemasaran.
Salah satunya dengan merapatkan para perajin gula Bali Pedawa, baik dalam penyiapan merek dagang, cara pengemasan, hingga pengelolaan melalui BUMDes Desa Pedawa, serta pemasarannya sehingga harga jual gula Bali Pedawa bisa lebih ditingkatkan lagi.
“Misalkan sekarang harganya Rp35.000 per kilogram. Kalau dijual di Jakarta dengan kualitas gula Pedawa yang sudah dikemas dengan baik bisa mencapai Rp 45.000 per kilogramnya,” ucap Agus Suradnyana.(ant)